COVID-19 Jakarta Melonjak, Dinkes DKI ke Warga: Keluar Rumah Jika Benar-benar Penting

Menyarankan warga mengurangi mobilitas.

Rizki Nurmansyah
Jum'at, 25 Juni 2021 | 14:20 WIB
COVID-19 Jakarta Melonjak, Dinkes DKI ke Warga: Keluar Rumah Jika Benar-benar Penting
Pasien COVID-19 memakai alat bantu oksigen menunggu untuk mendapatkan tempat tidur perawatan di IGD RSUD Cengkareng, Jakarta, Rabu (23/6/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJakarta.id - Kasus COVID-19 di Jakarta melonjak drastis. Terbanyak berasal dari klaster keluarga.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia.

Dwi mengatakan, untuk klaster perkantoran pada 14-20 Juni ditemukan sebanyak 576 kasus positif dari 105 kantor.

"Sedangkan, untuk klaster keluarga pada 14-20 Juni sebanyak 10.967 orang positif dari 912 keluarga," ujar Dwi di Jakarta, Kamis (24/6/2021).

Baca Juga:Tren Berubah, Pasien Covid-19 Masuk RS Kini Banyak Usia Muda, Kondisi Sudah Parah

Dwi menyarankan warga mengurangi mobilitas, taati aturan bekerja dari kantor sebanyak 25% kapasitas dan sisanya bekerja dari rumah.

"Keluar rumah jika benar-benar penting. Tentu kita semua tidak ingin jika kasusnya semakin bertambah ke depannya," kata Dwi.

Dwi juga menyarankan agar warga tidak panik saat terdiagnosis positif antigen atau PCR.

Untuk warga yang mendapat hasil positif pada tes antigen, pastikan segera melakukan tes PCR di Puskesmas secara gratis atau laboratorium lainnya secara mandiri.

Adapun langkah saat dinyatakan positif pada tes Antigen/PCR sebagai berikut:

Baca Juga:Pasien Terus Membludak, Menkes Budi Siapkan 130 Ribu Tempat Tidur Isolasi Covid-19

  1. Lapor kepada RT, RW, Puskesmas setempat.
  2. Sementara isolasi mandiri dahulu di rumah, tetap memakai masker yang baik di rumah, pisahkan diri dari anggota keluarga yang lain.
  3. Pastikan kontak erat di lingkungan rumah atau tempat kerja segera melakukan tes PCR,
  4. RT dan RW dan Puskesmas akan membantu monitoring harian kondisi pasien.

Dwi mengatakan, Puskesmas akan menentukan langkah tata laksana yang akan dilakukan oleh pasien sesuai kondisi masing-masing.

Apakah akan isolasi mandiri di rumah atau lokasi isolasi mandiri terkendali atau rumah sakit.

Hal yang perlu diketahui masyarakat, kata dia, jika merasakan gejala tapi saat tes antigen dinyatakan negatif, sebaiknya tetap lakukan tes PCR.

"Karena, orang yang dinyatakan positif saat tes antigen, hampir pasti juga dinyatakan positif pada saat tes PCR, tetapi jika negatif saat tes Antigen, belum tentu hasilnya negatif pula pada saat tes PCR dan bisa saja positif saat dites PCR, palagi jika bergejala," ujar dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak