Dilema Ojol di Tengah PPKM Darurat: Cemas Terpapar, Kalau Gak Narik Dapur Gak Ngebul

Ojol menyebut pendapatan menurun drastis hingga 50 persen selama PPKM Darurat diberlakukan.

Rizki Nurmansyah
Rabu, 07 Juli 2021 | 09:05 WIB
Dilema Ojol di Tengah PPKM Darurat: Cemas Terpapar, Kalau Gak Narik Dapur Gak Ngebul
Ilustrasi - Driver ojek online (ojol) membawa penumpang saat PPKM Darurat di kawasan Palmerah, Jakarta. [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJakarta.id - Pemerintah pusat telah mengeluarkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat di Jawa dan Bali. Langkah ini guna menekan kasus COVID-19 di Indonesia.

Dalam PPKM Darurat, ada sejumlah regulasi yang dikeluarkan. Diantaranya penyekatan jalan, pembatasan mobilitas, penutupan sementara mall atau pusat perbelanjaan, dan restoran atau rumah makan hanya boleh layani delivery/take away.

PPKM Darurat di Jawa dan Bali telah berlaku sejak, Sabtu (3/7/2021), hingga 20 Juli mendatang.

Penerapan PPKM Darurat dikeluhkan sejumlah pihak. Salah satunya para driver ojek online (ojol). Mereka mengeluhkan pendapatan yang menurun drastis.

Baca Juga:Viral Bentrok Ojol vs Debt Collector, Polisi Turun Tangan

Salah satunya dikeluhkan Suhendi. Warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, ini menyebut pendapatan menurun drastis hingga 50 persen selama PPKM Darurat diberlakukan.

"Biasanya bisa dapat 10 orderan sampai malam, karena ada PPKM Darurat cuma dapat setengahnya. Ini juga dampak restoran pada tutup lebih awal, orderan otomatis berkurang,” tuturnya kepada SuaraJakarta.id—grup Suara.com—Rabu (7/7/2021).

Di samping itu, Suhendi yang telah lebih dari lima tahun bekerja sebagai ojol, menyebut menurunnya pendapatan dikarenakan juga dampak dari perkantoran yang diwajibkan menerapkan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah bagi pegawainya.

Khususnya perkantoran yang bergerak di luar bidang esensial dan kritikal. Penerapan WFH 100 persen bagi kantor di luar dua sektor itu, membuat orderan menurun tajam.

"Dampak perkantoran ditutup juga ada. Yang biasanya driver bawa penumpang, jadi turun orderannya karena kantor tutup," ungkapnya.

Baca Juga:Ojol dan Mata Elang Bentrok di Sawah Besar di Tengah PPKM Darurat

Suhendi, driver ojol, tengah menunggu orderan penumpang di kawasan Gandaria City, Jakarta Selatan, Rabu (7/7/2021). [SuaraJakarta.id/Rizki Nurmansyah]
Suhendi, driver ojol, tengah menunggu orderan penumpang di kawasan Gandaria City, Jakarta Selatan, Rabu (7/7/2021). [SuaraJakarta.id/Rizki Nurmansyah]

Takut Tertular

Suhendi mengungkapkan, dirinya turut merasa khawatir takut terpapar di tengah melonjaknya kasus COVID-19 di Jakarta. Namun dirinya merasa dilema.

Sebab, selama ini mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan istri dan dua anaknya, hanya dari ojol. Ia pun berharap pemerintah bisa memberikan bantuan sosial (bansos) kepada para ojol yang terdampak PPKM Darurat.

"Ya sebenarnya ada perasaan ngeri juga, takut tertular. Tapi mau gimana lagi, kalau tidak narik dapur gak ngebul. Bukannya kita gak mau ikutin PPKM Darurat dari pemerintah, tapi kalau tidak narik gak dapat duit," tuturnya.

"Ya harapannya pemerintah kalau bikin aturan harus ada solusinya juga. Kalau bisa ada bantuan dari pemerintah, paling tidak ada pembagian BST (bantuan sosial tunai) lah (seperti di awal tahun)," pungkasnya.

Ojol Boleh Angkut Penumpang

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini