Geliat Pertanian Perkotaan di Tengah Pandemi Covid-19

Petani-petani perkotaan saat ini tengah menjadi tren di kalangan masyarakat di tengah pandemi.

Erick Tanjung
Selasa, 20 Juli 2021 | 14:55 WIB
Geliat Pertanian Perkotaan di Tengah Pandemi Covid-19
Petani kota Abdulrahman (58) melakukan perawatan tanamannya di kebun di atas rumahnya, di kawasan Cipete, Jakarta, Kamis (14/11/2019). [Antara/Aprillio Akbar/ama]

Seperti diketahui sebagian besar produk petani di wilayah penyangga dikirim ke pasar tradisional dan pasar modern Jakarta.

Vikri mengatakan dari hasil panen itu berhasil mengajak para pemuda yang awalnya hobi kebut-kebutan untuk menjadi petani. Apalagi setelah mereka sadar potensi penghasilan yang bakal di dapat dari budi daya melon dan labu madu tersebut.

Vikri menuturkan selain memberikan pengetahuan baru, kegiatan budidaya ini sekaligus menjadi peluang pekerjaan bagi pemuda yang selama ini menggantungkan hidupnya dari aktivitas di bandara terbesar se-Indonesia itu. Sebagian yang bergabung, ada juga karyawan yang belum lama terkena pemutusan hubungan kerja akibat perusahaannya terdampak pandemi Covid-19.

Setidaknya sudah 15 pemuda dan pemudi kampung yang bergabung di budi daya melon dan labu madu ini, jelas Vikri.
Bimbingan

Baca Juga:10 Program Sosial dan Kesehatan di Masa Pandemi Ini Anggarannya Ditambah, Ini Perinciannya

Vikri mengatakan keberhasilan panen perdana melon premium dan labu madu ini berkat bimbingan Bagas Suratman yang memang merupakan petani senior di kawasan itu.

Bimbingan juga didapat dari PT East West Seed Indonesia (Ewindo) selaku produsen benih sayuran termasuk benih melon dan labu madu.

Menurut Suratman banyak faktor yang harus diperhatikan petani selama proses budidaya. Mulai dari pemilihan waktu tanam, faktor iklim dan cuaca, pengolahan lahan hingga antisipasi terhadap serangan hama dan penyakit.

Salah satu serangan penyakit yang menakutkan petani adalah serangan virus Gemini. Virus yang dibawa oleh serangga kutu kebul (Bemisia tabaci) sangat mudah menular dan merusak tanaman hingga gagal panen dan tidak dapat berproduksi sama sekali.

“Salah satu kunci keberhasilan pemuda karang taruna tersebut adalah menggunakan benih melon yang memiliki ketahanan yang sangat tinggi terhadap serangan virus Gemini,” kata Suratman.

Baca Juga:Pandemi Covid-19 Bikin Orang Gampang Stres, Ini Kata Psikolog

Menurut Wisnu selaku petugas lapangan PT Ewindo, melon varietas Alisha F1 mampu berproduksi 30-40 ton per hektare. Melon yang dihasilkan memiliki kulit kuning halus, tanpa net ini, daging buahnya renyah, dengan tingkat kemanisan mencapai 16 brix.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini