SuaraJakarta.id - Ustadz Ahong tak senang dengan pernyataan Uki eks NOAH yang menyebut musik haram. Dalam cuitannya, Ustadz Ahong menghargai musisi hijrah meninggalkan dunia musik.
Menurutnya, musisi sah pandangan lain soal musik setelah berhijrah dan menemukan masa lalunya itu tidak sesuai dengan ajaran Islam yang ia yakini.
“Saya menghargai ketika ada seorang musisi yang hijrah dan meninggalkan musik. Tapi sebaiknya, musisi yang sudah hijrah ini tidak perlu menganggap hina dan rendah profesi lamanya,” kata dia dalam cuitannya.
Namun demikian, kalau musisi hijrah menganggap musik itu sumber kemaksiatan itu untuk dirinya, itu masih bisa dimaklumi sih.
Baca Juga:Uki eks NOAH Sebut Musik Maksiat, Ustaz Solmed: Ada Dalilnya
Beda halnya, andai musisi yang hijrah memandang sebelah mata musisi yang masih eksis.
“Kalau menganggap musik itu sebuah kemaksiatan bagi dirinya sendiri, ini masih dimaklumi. Tapi kalau sampai menganggap maksiat musisi lain yang masih menikmati profesinya tersebut, ini sudah over dosis,” tulisnya.
Ustadz Ahong menyampaikan musik itu khilafiah alias ada ragam pandangan yang disampaikan ulama.
Ada perbedaan di kalangan ulama fikih menyikapi musik.
Ustadz Ahong mengingatkan kaidah fikih untuk menyikapi ramainya isu musik itu haram dan pintu masuk maksiat.
Baca Juga:Uki eks NOAH Sebut Musik Haram, Ustaz Zacky Mirza Bicara Dalil
Jadi ada kaidah fikih yang menyatakan yakni ‘kita boleh ingkar sesuatu yang disepakati, tapi tak boleh ingkar pada masalah yang diperselisihkan’.
Sebelumnya, Uki eks NOAH bikin pernyataan yang membuat geger publik. Ia mengatakan, industri musik adalah pintu masuk berbagai kemaksiatan, maka itu ia pun memintanya untuk ditutup.
Uki, yang memiliki nama asli Mohammad Kautsar Hikmat juga mengatakan profesinya dahulu sebagai musisi tidak bisa dibanggakan di hadapan Allah. Ia juga sudah tidak ingin berurusan dengan dunia musik lagi.
“Karena bagi saya, saya enggak bisa membanggakan ‘Ya Allah saya dulu menciptakan banyak fans, banyak lagu’. Di hadapan Allah pada akhirnya itu enggak bisa meningkatkan derajat saya,” ujar Uki.
Seperti telah disebut, Uki meminta industri musik untuk ditutup. Kata dia, dengan menutup industri musik, maka akan menutup pintu-pintu kemaksiatan yang lain seperti minum khamr, merokok dan berkumpul dengan wanita.
“Jadi untuk dari segi musiknya, karena ketika musik itu enggak kalian lakukan maka otomatis kalian menutup pintu khamr, pintu rokok juga, bercampur dengan wanita,” ujarnya.
“Jadi dengan menutup pintu musik dan industri musik kalian menutup banyak hal yang sifatnya mudarat yang mungkin kalian tidak menyadari ya. Mungkin hanya ngedengerin musik aja. Kalo sejuta orang berpikiran seperti itu otomatis sponsor akan masuk, orang penjual khamr juga akan masuk,” lanjut Uki.
Musisi bisa menjadi pintu masuk kemaksiatan.
Pasalnya, dalam kebanyakan acara, yang disebutnya bisa mengundang maksiat, yang ditampilkan adalah wajah para musisi yang mengisi.
“Saya mengingatkan diri saya sendiri, buat kalian juga, buat para musisi juga, jangan mau menjadi pintu maksiat untuk orang lain memasuki maksiat itu. Jadi tutup seerat-eratnya, jangan mau kita jadi pintu maksiat,” kata dia lagi.