Soal gaya rambut misalnya. Dulu, Kresno memiliki gaya rambut poni dengan arah sisiran ke kanan, tapi dia juga bisa bergaya poni ke kiri seperti Kak Seto.
"Kita beda sekali. Tapi mungkin ya sekian lama sampai SMA bersama, jadi pola itu agak kelihatan mirip tapi rambut ini pun kalau dia ke kiri saya ke kanan. Tapi kebetulan saya unyeng-unyengnya ada dua, sedangkan dia (seto) cuma satu. Jadi saya bisa kiri dan kanan," ungkapnya.
Tak hanya itu, dari sisi fisik, Kresno merasa dirinya memiliki banyak sekali perbedaan mulai dari tinggi badan, ukuran baju hingga sepatu. Sebagai anak kembar yang lahir belakangan, semua ukuran mulai dari tinggi badan hingga sepatu melebihi ukuran Seto.
"Dari sisi fisik, tinggi badan terlihat mirip. Tapi saya 165 sentimeter, sedangkan dia 163 sentimeter. Ukuran baju juga, kalau saya medium, dia small, kalau dia medium saya large. Termasuk ukuran sepatu, nomor 42 dia 41. Jadi memang ada sedikit perbedaan dan ada yang mengaitkan bahwa benar saya kakaknya," ungkap Kresno.
Baca Juga:Kak Seto: Masyarakat Harus Lebih Peduli Anak Selama Pandemi
![Kak Seto Mulyadi dan Kresno Mulyadi. [Instagram/kakasetosahabatanak]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/05/28/77747-kak-seto-mulyadi-dan-kresno-mulyadi.jpg)
Dikira Kak Seto
Sebagai sosok yang jarang tampil di publik, sosok Kresno masih jarang diketahui sebagai kembaran Kak Seto. Akibatnya, banyak orang yang salah ketika bertemu di jalan atau bahkan keluarga pasien yang dia tangani menganggap bahwa dirinya adalah Kak Seto.
"Di jalan sering bertemu dengan orang yang bilang 'Loh Kak Seto ya?'. Mungkin sekilas karena rambutnya sama. Saya bilang, saya saudaranya, mereka malah heran lagi 'Loh kok suaranya mirip juga'. Itu betul banyak yang belum tahu kalau ada kembarannya," kata Kresno mengenang.
Dulu, usai lulus SMA pada 1970 keduanya memutuskan untuk masuk ke Fakultas Kedokteran di Universitas Airlangga. Tapi, keduanya beda nasib. Kresno diterima, tapi Seto gagal. Tahun berikutnya, Seto mencoba mendaftar Fakultas Kedokteran di UI, tapi gagal juga.
Gagal di kedokteran, Seto akhirnya beralih jurusan psikologi di UI. Pilihan itu diambil setelah mendapat saran dan terinspirasi dari Pak Kasur pencipta lagu anak-anak Potong Bebek Angsa.
Baca Juga:Lindungi Anak di Masa Pandemi, Kak Seto Ajak Tetangga, Om, dan Tante untuk Peduli
"Nah karena filosofi pada Pak Kasur ini dia (Seto) lebih tertarik kegiatan sosial. Saya tertarik ke anak autisme karena jumlahnya lebih banyak dengan anak berkebutuhan khusus lainnya. Tapi kalau dia karena tidak terbatas praktek, jadi lebih leluasa beraktivitas," beber Kresno.