SuaraJakarta.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merencanakan menghiasi kawasan Jalan Cikini Raya dengan mural karya para seniman.
"Saat ini masih dalam tahap pembicaraan dengan kawan-kawan pelaku mural, namun target nanti akhir tahun ini akan selesai," kata Kepala Bidang Pemasaran dan Atraksi Dinas Pariwisata DKI Jakarta Hari Wibowo saat ditemui di Jakarta, Rabu (15/9/2021).
Mural yang akan dibuat dengan menggandeng seniman mural tersebut, kata Hari, bertujuan untuk memperindah salah satu kawasan bersejarah di Jakarta ini.
"Proyek dalam rangka beautifikasi kota ini, menggunakan sumber pendanaan lain selain dari APBD," ujar Hari.
Baca Juga:Pemprov Siapkan Rp140 Miliar, Atlet Jakarta Peraih Medali PON Papua XX Bakal Dapat Bonus
Meski demikian, Hari menyebutkan tidak semua mural akan bisa digambar di Cikini. Hanya mereka yang lolos seleksi rancangan yang akan diizinkan untuk menghiasi titik-titik yang telah ditentukan oleh Dinas Pariwisata, seperti tidak mengandung unsur SARA.
Akan tetapi, Hari belum bisa merinci lokasi yang akan dimural oleh para seniman karena masih harus diurus masalah perizinannya.
"Saat ini titiknya belum 'fix', karena ada gedung-gedung milik swasta yang kami masih mintakan izinnya, tapi yang pasti di tiang pancang KAI itu akan dihiasi mural," tutur Hari.
Cikini dan wilayah lainnya seperti Monas dan Pasar Baru untuk menjadi destinasi wisata perkotaan atau urban tourism di Ibu Kota.
Pengembangan tersebut karena Pemprov DKI memandang ada nilai historis dari tempat-tempat tersebut, ditambah situasi pandemi Covid-19 yang masih menjangkiti Jakarta.
Baca Juga:Respons Aksi Massa Tuntut Pengusutan soal Formula E Jakarta, Begini Kata KPK
"Kami di Jakarta mencoba mengangkat wisata perkotaan melalui tempat-tempat bersejarah yang ada, tujuannya menghidupkan wisata perkotaan dengan target sasaran utama tentu warga kota sendiri mengingat situasi masih pandemi, dan ke depan akan diarahkan ke wisatawan domestik," kata Hari.
Hari menyebutkan bahwa yang menjadi daya tarik wisata di Cikini adalah sejarahnya. Depanjang jalan yang terletak tak jauh dari pusat pemerintahan Indonesia dan Provinsi DKI Jakarta itu berjejeran bangunan bersejarah dan memiliki kisah tersendiri melintas zaman dan waktu.
Berdasarkan penelusuran berbagai sumber, mulai dari era kolonial, kawasan Cikini berkembang seiring dengan perkembangan kawasan perumahan di Gondangdia yang tergambar pada Gedung Kantor Pos di ujung Jalan Cikini dan rumah pelukis terkenal Raden Saleh, Syarif Bustaman yang sekarang menjadi kantor RS PGI Cikini.
Kemudian di era kemerdekaan hingga saat ini yang tergambar dari bangunan-bangunan dan usaha-usaha legendaris seperti Bakoel Coffe (1878), Rumah Ida Kurani Soedibjo yang menjadi lokasi tiket box berbagai acara di Jakarta, Rumah dan Pabrik Roti Tan Ek Tjoan.
Rumah pengusaha era kemerdekaan Hasjim Ning, tempat usaha kacamata orang Indonesia pertama A. Kasoem hingga Taman Ismail Marzuki (TIM) yang dulunya merupakan halaman dan kebun binatang mini milik Raden Saleh. (Antara)