SuaraJakarta.id - Beredar chat WhatsApp Puan Maharani bayar Natalius Pigai Rp 5 miliar untuk serang Ganjar Pranowo dengan ucapan rasis. Capture WhatsApp itu disebar Natalius Pigai sendiri di Twitternya.
Natalius Pigai mengunggah gambar yang memperlihatkan tangkapan layar pesan di WhatsApp (WA) dan mengungkapkan perintah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Puan Maharani untuk menghabisi Gubernur Ganjar Pranowo di Jawa Tengah (Jateng). Sebagaimana diketahui, Natalius Pigai kembali menuai polemik usai disebut bertindak rasis ke Presiden Jokowi dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Kemudian dia pun mengaku juga kerap mendapat perlakuan rasis dari banyak pihak.
“Sudah banyak pendukung yang rasis sama saya, apakah saya harus marah? Banyak yang menghina, apakah saya harus ngamuk? Gusti Ora Sare,” kata Natalius Pigai dalam kicauan di jejaring media sosial miliknya, dikutip Hops pada Minggu, 3 Oktober 2021.
Baca Juga:Sebut Jokowi dan Ganjar Merampok, Husin Shihab: Seolah Orang Besar Back Up Natalius Pigai
Bersamaan dengan itu, Natalius Pigai mengunggah sebuah gambar yang berisi pesan di jejaring aplikasi WA. Terlihat dalam gambar yang diunggah, seseorang mengklaim bahwa Puan Maharani telah memerintahkan kepada Natalius Pigai untuk menghabis Ganjar di Jawa Tengah.
Namun yang jadi sorotan dalam pesan itu Pigai mendapat perlakuan tidak mengenakan dengan disebut sebagai ‘monyet hitam’.
“Joss!! Perintah Puan senilai Rp 5 miliar ke Pigai: ‘Mas Pigai, tolong habisi kerje kera putih Jateng!’ Puan Maharani tega menghabisi Ganjar lewat monyet hitam Pigai,” tulis seseorang dalam pesan itu.
Pesan yang tak diketahui dengan jelas siapa sosok pengirimnya itu pun menambahkan bahwa dalang dari perintah Puan itu ialah Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu, Bambang Wuryanto.
“Seret otaknya Bambang Pacul kang sabu!” sambung pesan tersebut.
Baca Juga:Andi Sudirman Undang Ganjar Pranowo ke Toraja, Ganjar: Saya Penggemar Kopi Toraja
Pigai diingatkan Husin Shihab
Advokat Husin Alwi Shihab berkomentar Natalius Pigai rasis mengatakan Presiden Jokowi dan Ganjar Pranowo merampok kekayaan. Cuitan itu dibuat Natalius Pigai di akun Twitter pribadinya sembari menyematkan video Ganjar Pranowo memakai atribut khas Papua.
Husin Alwi Shihab mengatakan, Pigai tak perlu membuat tafsiran sendiri atas dugaan pidana yang dia buat karena cuitan itu.
Kata Husin Shihab, dengan Pigai ngeyel dan pede dirinya tidak melanggar hukum, membuatnya seolah-olah dibekingi oleh orang besar di negeri ini.
“Anda juga gak perlu tafsirkan atas dugaan pidana yg anda buat. Biarkan ahli bahasa, ahli pidana dan ahli ITE yg menjelaskan apakah unsur-unsurnya terpenuhi. Anda ngeyel begini keliatan banget percaya dirinya tdk melanggar hukum seolah ada orang besar yg backup anda di negeri ini!” cuit Husin Shihab di Twitter.
Dalam cuitan terpisah, Husin Shihab juga mengatakan Pigai sebaiknya menjalankan proses hukum saja telebih dahulu, barulah menjelaskan maksud dari cuitannya di pengadilan. Dia juga menyebut eks Komisioner HAM itu bukan kali ini saja membuat kegaduhan di masyarakat.
Lagi-lagi, Husin Shihab menyinggung soal orang gedean yang membekingi Natalius Pigai.
“Proses hukum saja dulu baru nanti bantah di pengadilan, Pigai gak sekali bikin kegaduhan. Jangan merasa dibackup orang gede kemudian gak diproses hukum. Di mana keadilannya???” pungkas Husin Shihab.
Sebelumnya Natalius Pigai pun membantah apa yang ditulisnya itu merujuk kepada nama orang yaitu Jokowi dan Ganjar, bukan kepada orang Jawa Tengah sebagai suku.
“Bagian mana yg pecah bela. Sy sebut nama orang, itu tidak terkait suku. Lihat sj antara Frasa “Jawa Tengah & Jokowi tidak ada tanda koma. Artinya Sy sebut oknum sbg presiden bkn suku,” jelas Pigai merespons komentar Muannas Alaidid.
Kepada salah satu otlet media, Pigai juga menjelaskan bahwa cuitannya itu bukanlah bentuk rasisme. Dia menjelaskan, tulisannya itu merujuk kepada Jokowi dan Ganjar, bukan suku Jawa.
“Itu tidak ada rasis. Itu hanya dua oknum yang namanya Jokowi dengan Ganjar, itu tidak ada rasis. Ke siapa rasisnya? Mereka berasal dari Jawa Tengah itu aksioma. Matahari terbit dari timur itu aksioma. Jokowi dan Ganjar itu dari Jawa Tengah itu aksioma. Enggak ada rasis di situ,” jelas Pigai.