Masya Allah 3 Hadist Tentang Maulid Nabi Muhammad, Baca Sampai Habis

Kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan momen penting bagi umat Islam. Berbagai hadits tentang maulid Nabi Muhammad telah menjelaskan hal tersebut dengan gamblang.

Pebriansyah Ariefana
Selasa, 05 Oktober 2021 | 13:30 WIB
Masya Allah 3 Hadist Tentang Maulid Nabi Muhammad, Baca Sampai Habis
Ilustrasi kaligrafi nama Nabi Muhammad berbentuk hati. (Shutterstock)

SuaraJakarta.id - Kumpulan hadist tentang Maulid Nabi Muhammad. Maulid Nabi Muhammad merupakan hari kelahiran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam yakni pada tanggal 12 robiul awal. Hari tersebut kerap diperingati oleh sebagian umat muslim dengan berbagai acara keagamaan seperti doa bersama, kajian Islam, hingga kegiatan amal.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan momen penting bagi umat Islam. Berbagai hadits tentang maulid Nabi Muhammad telah menjelaskan hal tersebut dengan gamblang.

Peringatan tersebut bertujuan untuk memuliakan serta menghayati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dikutip dari unisia.ac.id, berdasarkan catatan Sayyid al-Bakri, pelopor kegiatan Maulid Nabi adalah al-Mudzhaffar Abu Sa’id, seorang raja di daerah Irbil, Baghdad.

Peringatan maulid Nabi pada masa itu dilakukan oleh masyarakat dari berbagai kalangan dengan berkumpul di suatu tempat. Mereka bersama-sama membaca Al-Qur’an, membaca sejarah kehidupan dan perjuangan Rasulullah, melantuntan shalawat dan syair-syair kepada Rasulullah serta diisi pula dengan ceramah agama. [al-Bakri bin Muhammad Syatho, I`anah at-Thalibin, Juz II, hal 364]

Baca Juga:Seniman Penggambar Nabi Muhammad Tewas Kecelakaan, Mobilnya Tiba-tiba Tabrak Truk

Perihal hari kelahiran Nabi Muhammad SAW juga dijelaskan dalam berbagai hadits.

Berikut penjelasan hadits tentang maulid Nabi Muhammad:

1. Hadits tentang memperingati Maulid Nabi

Ilustrasi kaligrafi nama Nabi Muhammad berbentuk hati. (Shutterstock)
Ilustrasi kaligrafi nama Nabi Muhammad berbentuk hati. (Shutterstock)

Dilansir dari laman Majelis Ulama Indonesia, merayakan Maulid Nabi merupakan bid'ah Hasanah, yakni sesuatu yang tidak dilakukan oleh Nabi maupun para sahabatnya tetapi perbuatan itu memiliki nilai kebaikan dan tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Hal tersebut dilandasi oleh sebuah riwayat yang menyatakan bahwa Nabi SAW juga memperingati hari kelahiran dan penerimaan wahyunya dengan cara berpuasa pada hari tersebut. Nabi SAW berpuasa untuk mensyukuri kelahiran dan awal penerimaan wahyunya pada hari Senin

Baca Juga:Kumpulan Hadits Tentang Maulid Nabi Muhammad SAW

“Dari Abi Qotadah al-Anshori RA sesungguhnya Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa hari senin. Rasulullah SAW menjawab: Pada hari itu aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku”. (H.R. Muslim)

2. Merayakan Maulid Nabi akan mendapatkan syafaat

Ilustrasi kaligrafi nama Nabi Muhammad berbentuk hati. (Shutterstock)
Ilustrasi kaligrafi nama Nabi Muhammad berbentuk hati. (Shutterstock)

Umat muslim yang merayakan kelahiran Nabi disebut-sebut akan mendapatkan syafaat di akhirat kelak. Kabar itu dilandasi oleh sebuah hadist populer berikut ini.

Artinya: Nabi saw bersabda: “Barang siapa mengagungkan hari kelahiranku, niscaya aku akan memberi syafa’at kepadanya kelak pada hari kiamat. Dan barang siapa mendermakan satu dirham di dalam menghormati hari kelahiranku, maka seakan-akan dia telah mendermakan satu gunung emas di jalan Allah’.”

Dikutip dari pwmu, DR Syamsuddin dosen UIN Sunan Ampel Surabaya mengungkapkan hadist tersebut rupanya tidak memiliki sanad dan rawi sehingga dikategorikan sebagai hadist palsu.

Hadist tersebut biasanya disebarluaskan untuk meyakinkan umat tentang manfaat memperingati maulid nabi.

Tujuannya mungkin baik agar umat Islam kembali mengingat Nabi Muhammad SAW. Namun, menyebarkan hadist palsu merupakan perbuatan yang salah.

3. Nabi adalah Rahmat

Masjid An Nabawi, Nabi Muhammad SAW (envato)
Masjid An Nabawi, Nabi Muhammad SAW (envato)

Dalam Tafsir Ruuhul Ma’aani juz VIII halaman 41, karya Syeikh Al Alusi (wafat tahun 1270 H) disebutkan.

Imam Abusysyeikh meriwayatkan dari shahabat Ibnu Abbas –radhiyallaahu Ta’aalaa ‘anhumaa- :

“Sesungguhnya al fadhl (karunia Allah) adalah ilmu dan sesungguhnya arrahmah (rahmat Allah) adalah Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam”.

Allah memberikan Rahmat kepada umat Islam, maka sudah menjadi kewajiban untuk mensyukuri dan menerima dengan bahagia. Terlebih ada sebuah ayat yang memerintahkan manusia untuk bergembira setelah mendapatkan anugerah.

“Katakanlah: ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya hendaklah (dengan itu) mereka bergembira’ “. (QS.Yunus: 58)

Masih terdapat pro dan kontra soal perayaan Maulid Nabi Muhammad. Namun, sudah seharusnya Umat Islam selalu mengingat semua ajaran dan perilaku Nabi Muhammad.

Sekian penjelasan tentang hadits tentang maulid Nabi Muhammad. Jangan lupa untuk selalu bershalawat agar hati terus bertaut dengan Nabi.

(Lolita Valda Claudia)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak