![Isi chat dugaan ajakan persekusi yang dilakukan oknum RW di Taman Permata Buana, Kembangan, Jakarta Barat. [Ist]](https://media.suara.com/pictures/original/2021/10/06/35005-chat-ajakan-persekusi-di-kembangan.jpg)
Di samping itu dia mengungkapkan, arus lalu lintas yang ramai di Jalan Pulau Panjang Blok C12, memang telah dipersoalkan Toni sejak 2017.
Pada tahun itu juga Toni meminta kepada Wali Kota yang saat itu menjabat, dibuatkan portal. Namun permintaan Toni tidak dapat dilakukan, karena Jalan Pulau Panjang termasuk jalan penghubung.
“Tapi kalau untuk penutupan portal itu kan sama Dinas Perhubungan tidak dibolehkan kan,” ujar Rudi.
Seperti diketahui, Toni mengaku menjadi korban persekusi yang diduga dilakukan oknum pengurus RW tempat tinggalnya pada Jumat (26/2/2021) sekitar pukul 08.00 WIB.
Baca Juga:Oknum RW di Kembangan Diduga Ajak Para RT Persekusi Toni Gegara Protes Kebisingan
Peristiwa itu terjadi setelah dia bersama 9 orang warga lainnya berkirim surat ke Wali Kota Jakarta Barat, meminta agar arus lalu lintas di Jalan Pulau Panjang Blok C12, depan rumahnya di atur.
Dia mengaku terganggu dengan banyaknya kendaraan yang melintas setiap hari.
Saat dugaan perkusi terjadi ada sekitar 20 orang yang mendatangi rumahnya. Toni mengaku dia sempat diteriaki dan gerbang rumahnya digoyang-goyangkan.

Di samping itu, setelah peristiwa itu terjadi, Toni mendapat informasi ada kardus bertuliskan pesan memintanya dirinya minggat dari kediamannya.
"Usir Toni Dari Permata Buana," bunyi tulisan itu. Dan juga pesan, "Tinggal di Hutan Kalau Mau Sepi dan Tidak Mau Bersosialisasi dengan Tetangga dan Warga."
Baca Juga:Dikepung Massa Gara-gara Protes Berisik, Toni: Istri Saya Ketakutan sampai Gemetar
Atas peristiwa yang dialaminya Toni pun telah melapor ke Polres Metro Jakarta Barat dengan nomor laporan TBL/188/III/2021/PMJ/Restro Jakbar tertanggal 3 Maret 2021.