SuaraJakarta.id - Toyota Motor Corp akan melengkapi jajaran mobilnya dengan sistem pembangkit tenaga surya.
Melansir Kantor Berita Kyodo, Minggu (17/10/2021), Toyota Motor Corp mengatakan, pembangkit tenaga surya yang sangat efisien dapat membuat mobil meningkatkan upaya untuk mencapai netralitas karbon.
Untuk mencapai rencana tersebut, Toyota akan melakukan penelitian dan pengembangan dengan National Institute of Advanced Industrial Science and Technology.
National Institute of Advance Science and Technology diketahui memiliki keahlian dalam produksi energi terbarukan, dan Toyota Central R&D Labs Inc., grup perusahaan pembuat mobil yang berfokus pada pencapaian kemajuan teknologi.
Baca Juga:Best 5 Oto: Adu Kebut Charles Leclerc-Carlos Sainz Jr., Bocoran All-New Toyota Avanza
"Ketiga pihak akan berusaha untuk mempopulerkan kendaraan yang dilengkapi dengan sistem pembangkit tenaga surya ... Untuk tujuan ini, (kami) akan mengejar peningkatan efisiensi konversi dan pengurangan biaya untuk baterai surya dan sistem pembangkit tenaga surya," kata Toyota dalam sebuah pernyataan, tanpa memberikan rincian tentang sistem di dalam kendaraan.
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh lembaga nasional, Toyota berupaya meningkatkan efisiensi konversi sistem pembangkit tenaga surya dan baterai dan menurunkan biaya untuk memungkinkan adopsi yang lebih luas.
Untuk mencapai tujuannya mengurangi emisi karbondioksida menjadi nol (bersih) pada tahun 2050, Toyota juga akan meningkatkan pengembangan teknologi untuk memproduksi dan mengangkut hidrogen bebas emisi dengan biaya lebih rendah.
Pembuat mobil mengalihkan fokus mereka ke kendaraan listrik dari mobil mesin pembakaran internal konvensional sebagai cara untuk melakukan bagian mereka dalam mencapai target pengurangan emisi gas rumah kaca.
Karbondioksida dan emisi gas perangkap panas lainnya menjadi faktor utama atas pemanasan global.
Baca Juga:Tampilan Toyota Avanza Terbaru Bocor, Segera Meluncur ?
Toyota telah menetapkan tujuan untuk meningkatkan penjualan global kendaraan listriknya menjadi 8 juta unit pada tahun 2030, menawarkan berbagai pilihan dari hibrida hingga mobil sel bahan bakar bertenaga hidrogen. (Antara)