Fenomena rob berpotensi terjadi karena tanggul di kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa yang belum terlalu tinggi sehingga menyebabkan air laut saat pasang pukul 10.00 WIB tumpah ke daratan.
Ketika air laut tumpah ke darat, maka genangan pun tak terhindarkan. Sehingga mau tak mau aktivitas pun terganggu hingga air laut surut sekitar pukul 15.00 WIB.
Pedagang Warteg pun menghadapi dilema antara menutup tempat atau terus berjualan ketika air rob tersebut mengganggu kenyamanan para pelanggan.
Menurut pedagang Warteg Runiti (55) saat ditemui wartawan di Jakarta Utara, harapan ke depan adalah banjir rob tersebut bisa segera diatasi.
Baca Juga:Berlumur Darah di Jalanan, Sopir Ekspedisi di Jakut Dibacok Begal, Duit Jutaan Rupiah Raib
Pasalnya tak hanya sekali kawasannya terendam air laut. Sebelumnya pada Sabtu, Runiti malah harus menutup warung karena rob tersebut.
"Ya mudah-mudahan jangan banjir terus lah begitu. Pengennya. Tapi bagaimana lah, orang kita enggak kuasa kan," kata Runiti.