Tegaskan Sumur Resapan Tak Efektif Atasi Banjir Jakarta, Ketua F-PDIP DPRD DKI: Itu Fakta!

Menurut Gembong, tidak ada satu pun program penanganan banjir dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta yang dikerjakan Anies.

Rizki Nurmansyah
Kamis, 20 Januari 2022 | 07:05 WIB
Tegaskan Sumur Resapan Tak Efektif Atasi Banjir Jakarta, Ketua F-PDIP DPRD DKI: Itu Fakta!
Kendaraan melintasi banjir yang menggenangi Jalan Bungur Raya, Jakarta, Selasa (18/1/2022). Selain tingginya intensitas hujan, banjir tersebut juga disebabkan oleh sistem drainase yang buruk. [ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga]

SuaraJakarta.id - Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menegaskan bahwa program sumur resapan tidak efektif mengatasi banjir Jakarta. Sebab, masih terdapat genangan selama dua hari usai hujan berintensitas tinggi.

Gembong menuturkan sumur resapan menjadi program unggulan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menangani banjir.

Namun sumur resapan dinilainya tidak berhasil mengatasi persoalan banjir di Jakarta.

"Faktanya ada 26 ribu yang dibangun tahun 2021. Faktanya kan tidak menjawab persoalan banjir. Itu fakta, jadi bukan Gembong yang ngomong," kata Gembong, Rabu (19/1/2022).

Baca Juga:Cerita Warga Tegal Alur di Pengungsian: Banjir Terparah Dalam 2 Tahun Terakhir

Bahkan menurut Gembong, dalam persoalan banjir Jakarta, ia menilai Anies Baswedan belum melakukan upaya nyata untuk menangani bencana tahunan Jakarta itu.

Karenanya Gembong mengaku setuju dengan diksi "kerja senyap" yang dipilih Anies ketika mengklaim keberhasilan menangani banjir di Jakarta.

"Ya memang senyap, pak Anies betul itu bahasanya senyap, karena memang tidak ada yang dikerjakan," ujar Gembong.

Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono. (Suara.com/Chyntia Sami B)
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono. (Suara.com/Chyntia Sami B)

Menurut Gembong, tidak ada satu pun program penanganan banjir dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta yang dikerjakan Anies.

Malah, Anies berfokus pada penanganan lumpur yang jadi pekerjaan setiap tahun untuk menormalkan kapasitas air, dan pembangunan sumur resapan yang akhirnya tidak efektif mengentaskan banjir Jakarta.

Baca Juga:Anggap Banjir Jakarta Sudah Tak Karu-karuan, Ketua DPRD DKI Sebut Sumur Resapan Program Anies Tak Berguna

"Tidak mengerjakan apa-apa, tidak ada aksi apa-apa kecuali aksi yang bersifat rutin ya gerebek lumpur itu, dan sumur resapan yang tidak efektif. Jadi kalau Pak Anies mengatakan kerja senyap ya memang betul, saya mengatakan betul 100 persen," ucap dia.

Gembong juga tak heran bila titik banjir hari Rabu ini terus bertambah di mana dari pukul 06.00 WIB hanya 31 titik banjir, pukul 15.00 WIB titik banjir bertambah menjadi 102 RT.

Titik banjir yang terus meluas, kata Gembong, sebagai bukti Anies tidak mengerjakan apapun terkait prioritas pengentasan banjir Jakarta.

"Karena selama lima tahun memang pengentasan persoalan banjir tidak dilakukan eksekusi sama sekali sebagaimana tertuang dalam RPJMD," ucap Gembong.

Seorang warga berjalan di tengah banjir di kawasan Cengkareng, Jakarta, Selasa (18/1/2022). Banjir tersebut terjadi karena buruknya drainase di kawasan itu serta tingginya instensitas hujan pada Selasa (18/1) siang. [ANTARA FOTO/Fauzan].
Seorang warga berjalan di tengah banjir di kawasan Cengkareng, Jakarta, Selasa (18/1/2022). Banjir tersebut terjadi karena buruknya drainase di kawasan itu serta tingginya instensitas hujan pada Selasa (18/1) siang. [ANTARA FOTO/Fauzan].

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bahwa banjir yang melanda wilayah Jakarta cepat surut. Anies menyebutkan, banjir bisa cepat surut karena kerja sistematis dari jajaran Pemprov DKI Jakarta.

"Jakarta dilanda hujan ekstrim tapi bisa ditangani cepat. Kenapa? Atas izin Allah, Kerja sistematis dan kerja cepat itu membuatkan hasil! Alhamdulillah, berkat kesiapan dan tanggapnya jajaran Pemprov DKI sebagian besar titik banjir kemarin sudah surut di hari yang sama," kata Anies dalam akun resmi Instagram-nya, @aniesbaswedan, Rabu.

Anies menuturkan, lebih dari 100 pompa bergerak dan 480 pompa stasioner untuk mengurangi genangan.

"Semua dikerahkan untuk memompa dari kawasan tergenang dan dialirkan ke saluran/kanal/sungai. Surut cepat karena semua sumber daya dikerahkan. Itulah kerja jajaran DKI: senyap dan tuntas!," ucap Anies menambahkan. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak