Kasus Kakek Dikeroyok Dituduh Maling di Cakung: Wiyanto Halim Pergi Tanpa Izin, Pulang Tanpa Nyawa

Pengacara keluarga korban menyebutkan, kematian Wiyanto Halim janggal.

Rizki Nurmansyah | Yaumal Asri Adi Hutasuhut
Senin, 24 Januari 2022 | 21:20 WIB
Kasus Kakek Dikeroyok Dituduh Maling di Cakung: Wiyanto Halim Pergi Tanpa Izin, Pulang Tanpa Nyawa
Pihak keluarga Wiyanto Halim—kakek korban pengeroyokan dituduh maling di Cakung—memberikan keterangan pers di Pluit, Jakarta Utara, Senin (24/1/2022). [Suara.com/Yaumal Asri Adi Hutasuhut]

"Secara pribadi beliau tidak punya musuh siapapun. Tapi sejak tahun 1978 sampai hari ini beliau punya tanah di Tangerang dan sampai hari ini masih proses persidangan. (Selama) 33 tahun beliau memperjuangkan hak atas tanahnya sampai hari ini belum pernah selesai," ungkap Freddy.

Kendati demikian, Freddy menegaskan pihak keluarga tidak ingin membuat asumsi yang terlalu jauh ataupun menuding pihak lain.

Kemudian, dari rangkaian saat korban dikejar dari kawasan Tebet, Jakarta Selatan hingga Pulo Gadung, Jakarta Timur, keluarga menduga telah dirancang sedemikian rupa. Video saat korban dikejar oleh sekelompok orang telah viral di media sosial.

"Kalau kami memperhatikan itu bukan hanya teriak memprovokasi, tapi motornya itu mengarahkan supaya mobil dari almarhum ini berjalan ke arah yang dia kehendaki, sepertinya ini sengaja digiring ke tempat tersebut kalau kita lihat videonya," ujar Freddy.

Baca Juga:Pesan Wiyanto Halim Sebelum Kematian: Kalau Saya Mati Jangan Ada yang Nangis, Kalau Bisa Pesta

Guna membuktikan kejanggalan kematian Wiyanto Halim, Freddy mengklaim telah memiliki seorang saksi yang mengetahui kejadian tersebut.

"Kami punya beberapa saksi yang bisa menceritakan hal tersebut. Saksi ini belum kami sampaikan ke polisi," ujar Freddy.

Suasana lokasi kejadian kakek 89 tahun tewas dikeroyok usai dikejar dan diteriaki maling di Cakung, Jakarta Timur. (Suara.com/Yaumal)
Suasana lokasi kejadian kakek 89 tahun tewas dikeroyok usai dikejar dan diteriaki maling di Cakung, Jakarta Timur. (Suara.com/Yaumal)

Bukan Maling

Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Ahsanul Muqaffi mengatakan, korban bukan seorang maling.

"Bukan pencurian, jadi informasi dari Tebet atau Pulo Gadung dia bawa mobil ngebut diteriaki maling hingga dikejar," kata Ahsanul, Minggu (23/1/2022) kemarin.

Baca Juga:Pengeroyokan Kakek di Cakung, Kini Polisi Tetapkan Satu Tersangka

Ahsanul mengungkapkan, akibat dari penyebutan maling kepada pengendara mobil itu, menimbulkan massa lain yang ikut mengejar. Sampai akhirnya saat tiba di kawasan JIEP korban dianiaya sekelompok orang hingga akhirnya meninggal dunia.

"(Meninggal) di TKP karena dipukul massa karena dikira maling," kata Ahsanul.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini