SuaraJakarta.id - Polisi membuka peluang menjerat tersangka lain dalam kasus pengeroyokan hingga menewaskan seorang kakek, Wiyanto Halim (89), setelah dituduh maling di Cakung, Jakarta Timur.
Sejauh ini, polisi telah menetapkan satu tersangka dari 14 terduga pelaku pengeroyokan yang telah diamankan.
"Tentunya dengan kasus ini tidak akan berhenti satu tersangka. Akan berkembang kepada tersangka lain," tutur Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan, Senin (24/1/2022).
Zulpan mengungkapkan, penyidik kepolisian telah menetapkan R sebagai tersangka pengeroyokan Wiyanto Halim.
Baca Juga:Kakek 89 Tahun Dikeroyok hingga Tewas Usai Dituduh Maling di Cakung, Polisi Tetapkan Satu Tersangka
"Sampai dengan sore ini Polres Metro Jakarta Timur sudah menetapkan satu tersangka dengan insial R," ujarnya.
Zulpan mengungkapkan, R ditetapkan sebagai tersangka lantaran terbukti melakukan pemukulan terhadap korban.
Suara Tembakan
Diberitakan sebelumnya, seorang kakek diamuk massa dan tewas di Jalan Pulokambing, kawasan JIEP, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, pada Minggu (23/1/2022) dini hari kemarin. Korban diketahui bernama Wiyanto Halim.
Deny seorang petugas keamanan di lokasi mengatakan, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.
Baca Juga:Fakta-fakta Pengeroyokan Kakek 89 Tahun hingga Tewas Usai Dikejar dan Diteriaki Maling di Cakung
Dia mengaku hanya melihat peristiwa ini dari kejauhan. Sebab, Deny tak berani mendekat karena saat itu hanya seorang diri berjaga di pabrik tempatnya bekerja.
"Saya hanya melihat dari kejauhan, itu (korban) diteriaki maling," kata Deny saat ditemui Suara.com di lokasi, Senin (24/1/2022).
Berdasar informasi yang dihimpun Suara.com dari beberapa orang yang berada di lokasi saat kejadian, sempat terdengar suara tembakan peringatan dari kepolisian untuk membubarkan massa.
Mendengar suara itu, para terduga pelaku langsung kocar-kacir membubarkan diri.
Di lokasi, masih tersisa pecahan kaca mobil korban yang dirusak oleh para pelaku.
Dituduh Maling
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Ahsanul Muqaffi mengatakan korban bukan seorang maling.
"Bukan pencurian, jadi informasi dari Tebet atau Pulogadung dia bawa mobil ngebut diteriaki maling hingga dikejar," kata Ahsanul, Minggu (23/1/2022) kemarin.
Kata Ahsanul, akibat dari penyebutan maling kepada pengendara mobil itu, menimbulkan massa lain yang ikut mengejar.
Hingga akhirnya saat tiba di kawasan JIEP korban dianiaya sekolompok orang hingga akhirnya meninggal dunia.
"(Meninggal) di TKP karena dipukul massa karena dikira maling," tutup Ahsanul.