Geledah Kantor Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta, Kejaksaan Sita Rp 1,1 Miliar

Kejaksaan Tinggi Banten juga memeriksa 4 orang dari pihak swasta.

Rizki Nurmansyah
Kamis, 27 Januari 2022 | 17:39 WIB
Geledah Kantor Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta, Kejaksaan Sita Rp 1,1 Miliar
Petugas Kejaksaan Tinggi Banten dan Kejaksaan Negeri Kota Tangerang melakukan penggeledahan di kantor Bea Cukai Tipe C Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (27/1/2022). [Ist]

SuaraJakarta.id - Kejaksaan Tinggi Banten dan Kejaksaan Negeri Kota Tangerang melakukan penggeledahan di kantor Bea Cukai tipe C Soekarno Hatta, Kota Tangerang. Hal ini berawal dari laporan adanya tindak pidana korupsi di kantor tersebut.

Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasipenkum) Kejaksaan Tinggi Banten, Ivan Siahaan mengatakan, penggeledahan berawal dari peningkatan status penanganan perkara dugaan tindak pidana korupsi berupa pemerasan terhadap perusahan jasa titipan di Bandara Soekarno Hatta yang dilakukan oleh oknum pegawai bea dan cukai.

Ivan menerangkan, pada Rabu (26/1/2022) status perkara itu meningkat menjadi penyelidikan. Kemudian pada Kamis (27/1/2022) pukul 11.00 WIB statusnya meningkat menjadi penyidikan.

"Kemudian 26 Januari ditingkatkan ke penyelidikan, setelah ditingkatkan ke proses penyidikan pada hari ini 27 Januari, kita melakukan penyitaan barang bukti di kantor pelayanan umum Tipe C Soekarno-Hatta," kata Ivan saat dikonfirmasi, Kamis (27/1/2022).

Baca Juga:Jaksa Minta Yayasan Pesantren Milik Terdakwa Pemerkosa Belasan Santriwati Dibubarkan, Ini Alasannya

Ivan mengatakan, pihaknya menyita uang Rp 1.169.900.000 dan satu koper dokumen dalam penggeledahan di kantor Bea Cukai Tipe C Bandara Soekarno-Hatta tersebut.

"Dari proses penyitaan tersebut, kita berhasil menyita sejumlah uang Rp 1.169.900.000 dan kurang lebih satu koper dokumen-dokumen," tuturnya.

Selain itu, Kejaksaan Tinggi Banten juga memeriksa 4 orang dari pihak swasta. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran dari penanganan perkara tersebut.

"Kita juga sedang melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi. Jadi gerak cepat. Jadi dibagi ke Soekarno-Hatta dan ada yang sedang pemeriksaan di Kejaksaan Tinggi," kata Ivan.

Sebelumnya, Masayarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) melaporkan adanya oknum aparat Bea Cukai yang diduga melakukan pungutan liar terhadap perusahaan jasa kurir, PT SQKSS, ke Kejaksaan Tinggi Banten.

Baca Juga:Pegawai Terpapar COVID-19 Bertambah 5 Orang, Kantor Disnaker Kabupaten Tangerang Ditutup hingga 30 Januari

Adapun pungli tersebut diduga telah terjadi selama setahun atau dalam kurun April 2020-April 2021 oleh oknum aparat Bea Cukai Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

"Dugaan penekanan untuk tujuan pemerasan/pungli tersebut berupa ancaman tertulis maupun verbal/lisan, tertulis berupa surat peringatan tanpa alasan yang jelas dan verbal berupa ancaman penutupan usaha perusahaan tersebut," ujar Koordinator MAKI Boyamin Saiman.

Ia menjelaskan, oknum tersebut diduga meminta pungli sebesar Rp 5.000/Kg terhadap barang kiriman dari luar negeri. Akan tetapi, pihak perusahaan jasa kurir hanya mampu memberikan sebesar Rp 1.000/Kg.

"Oleh sebab itu usahanya terus mengalami gangguan selama satu tahun, baik verbal maupun tertulis," papar dia.

Berdasarkan informasi, perusahaan tersebut telah melakukan pembayaran kepada oknum itu. Namun, uang yang dibayarkan dinilai masih di bawah dari yang diharapkan.

Sehingga, ujar Boyamin, perusahaan itu diancam akan ditutup usahanya. Padahal perusahaan tersebut telah berulang kali menjelaskan kondisi keuangan yang sedang sulit karena terpengaruh kondisi COVID-19.

Ia menambahkan, oknum yang Bea Cukai yang diduga melakukan pungli adalah seorang pejabat eselon tiga dengan jabatan sejenis kepala bidang.

Selain itu, ada pula oknum pejabat eselon IV dengan jabatan sejenis kepala seksi di Kantor Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta.

Boyamin mengatakan, oknum itu diduga menghubungi korban dan meminta pertemuan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Untuk menghilangkan jejak, oknum itu diduga meminta agar nomor ponselnya dan stafnya yang terlibat dalam penyerahan uang selama setahun itu diganti karena takut disadap.

Kontributor : Muhammad Jehan Nurhakim

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak