Mitos Kue Keranjang di Balik Nian Gao Tahun Baru Imlek, Ada Sisi Sejarah Menarik

Kue ini bercita rasa manis, dan penyajian kue keranjang yang sering disusun tinggi bertingkat dengan penyusunan dari bawah hingga atas semakin kecil.

Pebriansyah Ariefana
Senin, 31 Januari 2022 | 10:34 WIB
Mitos Kue Keranjang di Balik Nian Gao Tahun Baru Imlek, Ada Sisi Sejarah Menarik
Kue keranjang khas Imlek [SuaraJatim/Dimas Angga]

SuaraJakarta.id - Mitos kue Keranjang di balik Nian Gao Tahun Baru Imlek. Ada sejarah Kue Keranjang unik di dalamnya.

Kue ini bercita rasa manis, dan penyajian kue keranjang yang sering disusun tinggi bertingkat dengan penyusunan dari bawah hingga atas semakin kecil. Bukan sembarang menyusun, karena hal itu memiliki makna peningkatan rejeki atau kemakmuran.

Kemudian penyebutan kue keranjang karena bentuk wadah cetakannya berbentuk seperti keranjang. Sehingga orang-orang lebih banyak menyebutnya kue keranjang dan terkenal hingga saat ini.

Sejarah Kue keranjang atau Nian Gao memiliki makna ‘tahun yang lebih tinggi’, sehingga dipercaya dapat menjadi simbol sebagai jabatan yang lebih tinggi, pendapatan yang lebih tinggi, pertumbuhan keluarga, serta harapan di tahun baru agar semuanya menjadi lebih baik lagi.

Baca Juga:Cemilan Imlek yang Dianggap Bisa Membawa Hoki di Tahun 2022

Pada fungsi utamanya, kue ini digunakan sebagai sesaji pada upacara sembahyang leluhur. Tujuh hari menjelang puncak tahun baru Imlek.

Sebagai sesaji dan dianggap berharga, kue ini biasanya tidak dimakan sampai Cap Go Meh atau malam ke-15 setelah tahun baru Imlek.

Kue keranjang sendiri terbuat dari tepung ketan dan gula merah yang dicampur air, setelah itu diaduk hingga bertekstur kental dan kemudian dicetak lalu dikukus.

Terdapat sajian beberapa makanan khas jelang perayaan tahun baru Imlek yang jatuh pada tanggal 1 Februari 2022 mendatang. Salah satunya yaitu kue keranjang. Lalu bagaimana sejarah kue keranjang dan maknanya?

Sejarah kue keranjang sebenarnya lebih banyak berkaitan dengan legenda dan mitos masyarakat China.

Baca Juga:Ucapkan Tahun Baru Imlek 2573 Khongzili, Menag Yaqut: Semoga Di Tahun Macan Air, Semua Persoalan Teratasi

Kue keranjang atau Nian Gao atau dalam dialek Hokkian disebut Ti Kwe, merupakan kue khas Tiohghoa yang wajib dihidangkan saat perayaan tahun baru Imlek.

Sementara itu, di berbagai daerah di Indonesia, kue ini disebut dengan dodol Cina. Hal itu karena tekstur kue yang menyerupai dodol ketan.

Di balik tekstur kenyal serta lengket, mengandung arti dan filososfi. Yaitu keluarga yang merayakan Imlek agar selalu rukun dan damai, tidak saling bermusuhan.

Jauh sebelum kue ini terkenal, terdapat cerita melegenda mengenai kue keranjang ini. Dikisahnkan, dahulu pada zaman China ada seekor raksasa bernama Nian yang tinggal di sebuah gua.

Nian sering menampakkan dirinya ketika ia merasa lapar. Sehingga ia akan keluar gua dan pergi mencari mangsa dengan pergi disebuah desa. Kemunculan Nian membuat warga ketakutan. Singkat cerita ada seorang pria bernama Gao yang memiliki ide untuk mengusir Nian.

Gao membuat kue dari bahan yang sederhana, yaitu tepung ketan dan gula yang dicampur air. Setelah membuat kuenya Gao meletakkan kue tersebut di depan pintu rumahnya.

Benar saja, saat Nian hendak mencari mangsa ia menemukan kue yang diletakkan Gao di depan pintu rumahnya. Nian yang penasaran kemudian menyicipi kuenya. Siapa sangka ternyata seekor raksasa itu menyukai kue buatan Gao.

Sehingga ia membawa pergi kue Nian Gao atau kue keranjang meninggalkan desa dan kembali ke gua. Sejak saat itulah, masyarakat China setiap perayaan Imlek membuat kue keranjang. Hal ini bertujuan untuk mengenang jasa Gao yang telah menyelamatkan kehidupan mereka dari Nian.

Selain sejarah terciptanya, kue keranjang pun memiliki makna pembawa keberuntungan. Tak hanya itu, makna kue keranjang ini juga dipercaya sebagai wujud harapan untuk memulai tahun baru yang lebih baik.

Tak cukup sampai di situ, rasa manis khas kue keranjang memiliki arti agar siapapun yang memakan kue ini selalu bertutur kata yang baik dan manis. Sedangkan teksturnya yang lengket memiliki makna sebagai satu kesatuan yang melambangkan hubungan keluarga dan persaudaraan yang erat.

Demikian ulasan mengenai mitos Kue Keranjang dan sejarah kue keranjang.

(Putri Ayu Nanda Sari)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini