Minat Warga DKI Jakarta untuk Vaksinasi Booster Rendah, Ini Penyebab Utamanya

Sampai saat ini baru sekitar 1,6 juta orang di DKI Jakarta yang telah melakukan vaksinasi booster.

Rizki Nurmansyah
Sabtu, 12 Maret 2022 | 07:05 WIB
Minat Warga DKI Jakarta untuk Vaksinasi Booster Rendah, Ini Penyebab Utamanya
Proses vaksinasi booster di Puskesmas Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Rabu (12/1/2022). (Suara.com/Yaumal)

SuaraJakarta.id - Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebut terjadi penurunan minat masyarakat di Jakarta untuk mendapatkan vaksinasi booster dibandingkan saat pelaksanaan vaksinasi dosis pertama dan dosis kedua.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan, penurunan minat itu terlihat dari masih rendahnya capaian vaksinasi booster.

Widyastuti menyebut, sampai saat ini baru sekitar 1,6 juta orang di DKI Jakarta yang telah melakukan vaksinasi booster.

"Tolong diinfokan kepada warga, karena di DKI Jakarta baru sekitar 1,6 juta orang yang disuntik vaksin booster," katanya.

Baca Juga:Terus Dikebut, 14 Juta Warga Indonesia Sudah Mendapatkan Dosis Ketiga Vaksin COVID-19

Menurut Widyastuti, alasan utama rendahnya minat warga untuk mengikuti vaksinasi booster karena masih banyak warga yang pilih-pilih vaksin.

"Ketika vaksin yang diinginkan tidak tersedia, mereka tidak berminat untuk menjalani vaksinasi," katanya.

Widyastuti menegaskan bahwa semua jenis vaksin yang tersedia telah mendapatkan rekomendasi dari Badan Pengurus Obat dan Makanan (BPOM).

Dia mengingatkan masyarakat agar tidak perlu ragu datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan suntikan vaksin booster.

"Semua vaksin sudah mendapatkan rekomendasi dari BPOM dan kami siap memberikan layanan," ujarnya.

Baca Juga:Kapolri Minta Vaksinasi Booster Dipercepat Sebelum Ramadhan

Widyastuti juga memastikan saat ini stok vaksin di Jakarta masih dalam kategori aman.

Beberapa yang tersedia seperti, jenis Sinovac, Astrazaneca, dan Pfizer.

"Saat ini ada kalau Sinovac memang kita prioritaskan untuk yang vaksin primer. Untuk booster tersedia Astrazeneca dan Pfizer," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini