SuaraJakarta.id - Pemerintah pusat diminta berhati-hati terkait rencana mengubah status pandemic Covid-19 menjadi endemi. Sebab, pandemi di dunia belum mereda sepenuhnya.
Hal itu disampaikan legislator dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP), Charles Honoris.
"Bukan berarti kami bisa loss semuanya, tetap harus waspada memperhatikan kondisi yang ada di lapangan dan memperhatikan kondisi yang terjadi di dunia," ujar Charles kepada wartawan, Selasa (15/3/2022).
Saat ini, ancaman varian baru Covid-19 di dunia masih mengintai. Baru-baru ini, kata Charles, ada varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 Omicron BA.2 yang juga perlu diwaspadai.
Baca Juga:Bukan Hanya Karena Pandemi Covid-19, Ini 4 Penyebab Pembelian Produk Kesehatan Meningkat
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI ini mengatakan, pemerintah berharap subvarian Omicron itu tidak menyebabkan rumah sakit di Indonesia, khususnya di Jakarta, menjadi penuh.
Agar itu tidak terjadi, pemerintah harus memberlakukan sedikit pembatasan untuk mengendalikan situasi jika mulai ada tanda-tanda kenaikan angka penularan di wilayah tertentu, seperti RS mulai penuh atau pelayanan kesehatan penyakit tertentu mulai tidak optimal.
Selain itu, pemerintah juga harus mempercepat pencapaian vaksinasi primer dan vaksinasi booster.
Hal itu semua riset dan kajian dari lembaga kesehatan di dunia menunjukkan bahwa vaksinasi menurunkan risiko kematian akibat Covid-19.
Kalau sudah masuk fase endemi, kata dia, silakan saja tetapi rakyat harus dibekali perlindungan yang optimal dalam bentuk vaksinasi.
Baca Juga:Luhut Blak-blakan Indonesia Belum Siap Masuk Era Endemi, Ini Sebabnya
"Saya yakin varian BA.2 ini bukan varian terakhir Covid-19. Artinya negara harus bisa memberikan perlindungan optimal bagi rakyat dalam bentuk vaksinasi," kata Charles. [Antara]