SuaraJakarta.id - Diresmikan sejak 13 Oktober 2002, Masjid Cheng Ho menjadi salah satu masjid yang baik untuk menambah wawasan tentang ragam budaya Islam di Indonesia.
Masjid ini merupakan masjid pertama di Indonesia yang mengabadikan nama Laksamana Cheng Ho. Masjid ini menjadi simbol perdamaian antarumat beragama.
Terletak di kawasan Genteng Surabaya, masjid ini dibangun atas prakarsa pengurus Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), para sesepuh, serta tokoh masyarakat Tionghoa di Surabaya.
Bangunan Masjid Cheng Ho didominasi warna khas Tiongkok seperti kuning, hijau, dan merah. Pintu masuk masjid menyerupai pagoda.
Di puncak pagoda terdapat relief naga dan patung singa dari lilin dengan lafaz Allah yang ditulis dengan huruf Arab.
Sejarah Masjid Cheng-Ho dimulai pada abad ke-15 di masa Dinasti Ming (1368-1643) yakni orang-orang Tionghoa dari Yunnan mulai berdatangan untuk menyebarkan agama Islam, terutama di Pulau Jawa.
Kemudian, ada Laksamana Cheng Ho (Admiral Zhang Hee) atau yang lebih dikenal dengan Sam Poo Kong atau Pompu Awang pada tahun 1410 dan tahun 1416 dengan armada yang dipimpinnya yang mendarat di Pantai Simongan, Semarang.
Selain itu, dikutip dari Bogordaily.net—jejaring Suara.com—Cheng Ho juga sebagai utusan Kaisar Yung Lo yang datang untuk mengunjungi Raja Majapahit yang juga bertujuan untuk menyebarkan agama Islam.
Untuk mengenang perjuangan dan dakwah Laksamana Cheng Hoo, dan keinginan warga muslim Tionghoa untuk memiliki sebuah masjid dengan gaya Tionghoa, maka pada tanggal 13 Oktober 2002 diresmikan Masjid dengan arsitektur Tiongkok ini.
Baca Juga:Sejarah Masjid Agung Solo, Terinpirasi dari Demak yang Dibangun pada 1745
Setiap bagian bangunan masjid mengandung filosofi atau maknanya sendiri. Bangunan utama Masjid Cheng Ho yang berukuran 11×9 meter, mengikuti panjang dan lebar Ka’bah saat pertama kali dibangun oleh Nabi Ibrahim AS yang berukuran 11 meter.
Sementara ukuran 9 meter diambil dari jumlah wali (Wali Songo) yang melaksanakan syiar Islam di Pulau Jawa. Pintu masuk masjid menyerupai pagoda, dengan relief naga dan patung singa dari lilin bertuliskan "Allah" dalam huruf Arab di bagian puncak pagoda.
Di sisi kiri bangunan terdapat sebuah bedug yang kerap digunakan untuk menandai waktu salat tiba.
Bagian atas bangunan yang bertingkat tiga merupakan pengaruh Hindu Jawa. Bentuknya segi delapan dan menyerupai pagoda.
Dalam kepercayaan Tionghoa, angka 8 berarti 'Fat' atau keberuntungan. Di bagian serambi masjid terdapat lima buah anak tangga yang merepresentasikan Rukun Islam.
Sedangkan enam buah anak tangga di bagian dalam masjid merepresentasikan Rukun Iman. Secara keseluruhan, Masjid Cheng Ho dapat menampung 200 orang jamaah.