Cerita Gadis Tangsel Dihadang dan Motor Dirampas Diduga Gerombolan Debt Collector

Kini Indah pasrah motornya dirampas paksa oleh gerombolan orang yang diduga debt collector itu, jumlahnya ada 7 orang dengan 5 motor.

Rizki Nurmansyah
Rabu, 13 April 2022 | 03:30 WIB
Cerita Gadis Tangsel Dihadang dan Motor Dirampas Diduga Gerombolan Debt Collector
ilustrasi debt collector (pixabay.com)

SuaraJakarta.id - Nasib malang dialami wanita asal Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Motornya raib setelah dirampas paksa oleh sekelompok pemotor yang diduga debt collector.

Peristiwa itu dialami oleh gadis bernama Indah saat melintas di dekat Perumahan Samara, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, pada Jumat (7/4/2022).

Saat itu, Indah hendak menuju tempat kerjanya di sekitar Gading Serpong. Hari itu menjadi hari pertama Indah kerja ditempat barunya usai resign dari tempat kerja sebelumnya di Jakarta Selatan.

Indah menerangkan, saat itu ada pengendara motor yang memakai helm ojek online dan membawa penumpang. Pemotor itu, memanggil Indah dan memberi tahu bahwa tas milik Indah terbuka.

Baca Juga:Fakta Menarik dari Komedian Marshel Widianto Pernah Jadi Debt Collector Hingga Tersandung Kasus Video Syur Dea OnlyFans

Tak lama, ada sejumlah pemotor lain yang coba memepet motor yang dikendarai Indah.

"Memang posisi saya bawa tas gendong isi laptop dan saya juga bawa tas selempang di depan untuk taruh HP dan dompet-dompet. Belum saya minggir tiba-tiba ada motor mepet kiri dan kanan lalu di depan saya. Disuruh minggir berhenti," kata Indah kepada SuaraJakarta.id.

Merasa takut, Indah kemudian menuruti permintaan gerombolan orang tak dikenal itu. Mereka, kata Indah, tiba-tiba langsung meminta STNK. Indah menduga gerombolan tersebut debt collector.

Ia pun meminta agar diberi waktu hingga dirinya pulang kerja. Tetapi, gerombolan itu tetap memaksa. Indah bahkan sempat dibentak, sementara pemotor yang lewat diusir agar terus melaju.

Saat itu, kata Indah, sempat ada sekuriti keamanan kawasan sekitar menaiki mobil patroli menghampiri lantaran melihat Indah dibentak-bentak. Sayangnya, alih-alih membantu, sekuriti tersebut kemudian pergi begitu saja.

Baca Juga:Dalang di Balik Aksi Debt Collector Keroyok Ketum KNPI, Politisi Golkar Azis Samual Terancam Penjara 9 Tahun

"Sempat ada sekuriti mereka nanya, belum sampai urusan selesai saya ditinggal gitu aja sama mereka ada tiga orang naik mobil patroli karena saya dibentak-bentak dan ditunjuk-tunjuk sama mereka. Saya di situ pasrah, saya minta waktu nanti habis pulang kerja biar didampingi orang lain. Tapi mereka nggak mau, malah mau ikut ke kantor atau bawa saya ke kantor," papar Indah.

"Karena itu hari pertama saya kerja saya milih untuk ke kerjaan karena kalau saya milih ikut mereka saya pikirin keselamatan saya. Mungkin motor bisa saya beli lagi tapi gak sama nyawa saya. Mereka sempat juga maksa minta STNK tapi saya nggak mau," sambungnya.

Indah mengaku, motor miliknya itu sudah lunas sejak 2020. Kemudian dirinya menggadaikan BPKB motornya ke sebuah leasing pada Mei 2021 dengan tenor 11 bulan. Saat ini, masih terdapat cicilan 3 bulan ke depan.

"Memang di tahun lalu saya ada tunggakan 2 bulan dan sudah didatangi pihak FIF pada September 2021. Mereka melihat kondisi saya sedang sakit, di situ saya dan keluarga minta keringanan. Akhirnya sudah dibayarkan sampai bulan kemarin itu rutin dibayar walaupun saya telat tapi tetap dibayar di bulan sama," beber Indah.

Kini Indah pasrah motornya dirampas paksa oleh gerombolan orang yang diduga debt collector itu, jumlahnya ada 7 orang dengan 5 motor. Meski lokasi motornya sudah diketahui, tetapi oknum tersebut justru meminta tebusan Rp 500 ribu.

Pihak asuransi pun angkat tangan tak mau bertanggungjawab atas perampasan itu. Indah justru ditantang untuk melaporkan kejadian itu ke kepolisian lantaran ada saudaranya yang merupakan anggota polisi.

Selain kehilangan motor, akibat peristiwa itu Indah kehilangan pekerjaan dihari pertama kerjanya. Pasalnya pihak kantornya tak menerima alasan Indah telat datang ke kantor usai dihadang gerombolan oknum debt collector.

"Saya dan keluarga sudah konfirmasi ke leasing mereka bilang menghubungi saya dan datang ke rumah tapi saya nggak ada. Saya konfirmasi ke seluruh sekuriti perumahan saya tidak ada pihak FIF datang."

"Selama itu saya di rumah terus nggak pernah berpergian di siang hari. Memang nggak ada pihak mereka yang datang. Kebetulan di perumahan saya juga ada CCTV bisa di cek juga di CCTV ada yang datang atau tidaknya," papar Indah.

"Dan saya ga nerima surat penarikan atau apapun itu dari penarikan paksa. Pihak leasing juga angkat tangan setelah di konfirmasi malah mereka bilang 'laporin aja kan saudara ibu polisi'. Banyak juga yang sudah membantu dari beberapa pihak dan tadi dikonfirmasi sudah ketemu untuk orangnya dan unit saya, lagi dicek apa benar tidaknya. Tapi ya itu mereka minta uang tebusan minimal Rp 500 ribu," pungkasnya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak