Minta Anies Kembalikan Nama JIS Jadi Stadion BWM, PDIP: Harus Bangga Bahasa Persatuan

Gembong menilai nama Stadion BMW tersebut lebih cocok karena merepresentasikan warga Jakarta.

Rizki Nurmansyah | Fakhri Fuadi Muflih
Rabu, 11 Mei 2022 | 19:52 WIB
Minta Anies Kembalikan Nama JIS Jadi Stadion BWM, PDIP: Harus Bangga Bahasa Persatuan
Suasana pencahayaan Jakarta International Stadium (JIS) di Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (11/12/2021). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja]

SuaraJakarta.id - Polemik penamaan Jakarta International Stadium (JIS) yang memakai bahasa asing terus bergulir. Penggantian nama JIS pun diusulkan sejumlah pihak.

Salah satunya dari Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono. Ia meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan segera mengganti nama JIS.

Gembong mengusulkan agar nama stadion tersebut dikembalikan jadi Stadion Bersih Manusiawi Wibawa (BMW).

Nama stadion BMW merupakan nama yang dipakai ketika pembangunan JIS masih direncanakan di era Gubernur Gubernur Fauzi Bowo.

Baca Juga:Anies Keliling Tiga Negara Eropa, Gembong PDIP: Jalan-jalan di Akhir Jabatan

Gembong menilai nama Stadion BMW tersebut lebih cocok karena merepresentasikan warga Jakarta.

"Penamaan Stadion BMW itu oleh pak Foke (sapaan Fauzi Bowo—red). Kenapa BMW? Karena itu menandakan itu adalah ikon Jakarta saat itu. Bersih, manusiawi, wibawa itu waktu itu ikonnya Jakarta," ujar Gembong saat dihubungi, Rabu (11/5/2022).

Karena itu, nama Stadion BMW disebutnya lebih cocok ketimbang JIS. Anies juga dinilainya tidak melanggar aturan jika menggunakan nama itu.

"Saya kira untuk membangun rasa memiliki yang tinggi lebih tepat (menggunakan nama Stadion BMW) dibandingkan dengan JIS," jelasnya.

Gembong juga menilai penamaan JIS hanya bertujuan memberikan kesan intelektual semata.

Baca Juga:Ungkap Alasan Pemilihan Nama JIS, Wagub DKI: di Jakarta Banyak Warga Asing

Jakarta International Stadium (JIS) (instagram/@jakarta_stadium)
Jakarta International Stadium (JIS) (instagram/@jakarta_stadium)

Padahal, menurutnya yang paling penting adalah memilih nama yang membawa kebanggaan.

"Enggak ada urgensinya (mengedepankan intelektual), justru yang harus dibangun iti kebanggaan kita sendiri. Kita harus mewariskan ke anak cucu kita, kita harus bangga bahasa persatuan kita," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini