SuaraJakarta.id - Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) berupaya menggelar bazar pangan murah untuk memudahkan masyarakat mendapatkan bahan pangan terjangkau.
Hal ini lantaran beberapa komoditas strategis saat ini harganya belum turun seperti daging sapi, cabai merah hingga bawang merah.
"Intinya memang kalau data harga masih dianggap tinggi, kita lakukan penetrasi dengan pangan murah itu," kata Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Barat, Iwan Indrianto, Jumat (13/5/2022).
Iwan menjelaskan, untuk melakukan bazar murah pihaknya harus melakukan beberapa hal terlebih dahulu. Pertama, memeriksa harga bahan pangan pokok di setiap pasar.
Baca Juga:Tak Terpengaruh Wabah PMK, Harga Daging Sapi di Pasar Kramat Jati Turun, Ini Penyebabnya
Setelah itu, pihaknya akan memantau harga bahan pokok mana saja yang naik ataupun stabil.
"Harga kita akan koordinasikan ke dinas untuk kolaborasi dengan kementerian untuk pasar murah dan daging murah," kata Iwan.
Iwan belum bisa memastikan kapan pasar murah itu akan digelar.
Dia hanya memastikan pihaknya tengah berupaya agar bisa menggelar pasar murah dalam waktu dekat.
Sebelumnya, beberapa pedagang juga mengeluhkan harga bahan pokok yang tak kunjung turun.
Baca Juga:Dilanda Wabah Penyakit Mulut dan Kuku, Kementan Janji Stok Hewan Ternak Aman
Salah satu bahan pangan yang tidak turun semenjak Lebaran adalah daging sapi.
Pedagang daging sapi di Pasar Slipi mengeluhkan lantaran harga yang belum turun dan masih di kisaran Rp160.000 per kilogram.
"H-2 Lebaran bahkan sempat sampai Rp180.000 per kilogram. Sekarang masih di Rp160.000," kata salah seorang pedagang daging sapi Ade, di Pasar Slipi, Kamis.
Menurut Ade, karena harga daging sapi masih tinggi sehingga membuat dirinya mengalami kesulitan untuk menjual ke masyarakat yang menuntut harga kembali normal yakni Rp140.000 per kilogram.
"Apalagi sekarang sudah Lebaran warga baru kemarin makan daging. Jadi, mana mungkin beli daging lagi dengan harga segitu," ucap Ade.
Per hari, Ade mengaku hanya bisa menjual empat sampai lima kilogram daging. Bahkan saking sedikitnya pembeli, Ade memiliki stok daging sapi sampai 30 kilogram.
Saat ditanya apa penyebab belum turunnya harga daging dari rumah pemotongan hewan (RPH), Ade mengaku tidak mengetahuinya.