SuaraJakarta.id - Anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth khawatir dengan keamanan penonton menyusul ambruknya tribun penonton Formula E di, Ancol, Jumat (27/5/2022). Ia pun menyarankan agar ajang Formula E Jakarta ditunda.
Diketahui, ajang Formula E Jakarta akan digelar pada Sabtu (4/6/2022) mendatang.
Kenneth menyarankan balap mobil listrik ini ditunda empat bulan sampai Oktober mendatang.
Selama penundaan, Kenneth menyarankan agar kontraktor melakukan evaluasi dan pembangunan ulang agar nantinya tidak terjadi masalah saat balapan.
"Saran saya lebih baik diundur sampai akhir Oktober untuk memperbaiki dan pengecekan seluruh infrastruktur di lintasan Formula E ini. Jadi lebih matang dan siap," ujar Kenneth kepada wartawan, Senin (30/5/2022).
Baca Juga:Tak Panggil Penyelenggara Formula E Jakarta soal Atap Ambruk, Ini Alasan Polisi
Apalagi, kata Kenneth, Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) dibuat secara permanen. Banyak acara balapan lain akan digelar nantinya setelah Formula E Jakarta selesai diadakan.
"Proyek ini digambarkan untuk jangka panjang, bukan untuk sekadar memperkenalkan Jakarta, bahwa Indonesia memiliki lintasan Formula E," jelasnya.
Politisi PDIP ini juga menilai pengerjaan proyek lintasan Formula E di Ancol terkesan dipaksakan, mengejar target dan tidak siap hingga akhirnya salah satu atap tribun ambruk karena angin kencang.
"Proyek ini terkesan dipaksakan. Kontraktor juga terkesan mengerjakannya asal-asalan karena dikejar target," jelasnya.
Ia juga meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan harus mempertimbangkan segala bentuk apapun yang akan terjadi dalam acara Formula E tersebut, dan jangan terkesan dipaksakan pengerjaanya.
Baca Juga:Gembong Sebut Fraksi PDIP di DPRD DKI Bisa Saja Berbalik Dukung Formula E, Tapi Ada Syaratnya
"Harus dicek benar-benar persiapannya, jangan lantas terburu-buru. Jangan karena ego sesaat, jangan karena kepentingan politik praktis malah jadi memakan banyak korban," ucapnya.
Dalam proses persiapannya, Kenneth juga menyebut Formula E kerap menuai masalah. Mulai dari anggaran kontribusi Rp 560 miliar yang sampai hari belum jelas peruntukannya, hingga pembangunan infrastruktur yang prematur.
Ia pun meminta pihak kepolisian untuk melakukan pemanggilan klarifikasi terhadap kontraktor tersebut terkait permasalahan rubuhnya tribun penonton tersebut.
"Polisi harus berani memanggil kontraktornya, agar ada efek jera dan jangan sampai pada hari H kejadian seperti ini terulang kembali serta menimbulkan banyak jatuh korban. Karena masalah ini murni kelalaian konstruksi," pungkasnya.