Megawati: Jika Tidak Ada Pancasila, Apakah NKRI Akan Tetap Ada? Jawabannya Tidak!

"Penegakan Pancasila menjadi upaya bersama," tutur Megawati.

Rizki Nurmansyah
Kamis, 02 Juni 2022 | 07:00 WIB
Megawati: Jika Tidak Ada Pancasila, Apakah NKRI Akan Tetap Ada? Jawabannya Tidak!
Arsip - Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. [Suara.com]

SuaraJakarta.id - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengatakan Pancasila harus selalu menjadi pegangan dan pedoman bangsa.

Hal itu disampaikan Megawati dalam seminar nasional Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) bertajuk "Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta" secara daring, Rabu (1/6/2022).

"Karena Pancasila adalah akar jati diri bangsa yang dirumuskan para pendiri bangsa terutama Bung Karno, sebagai buah hasil perenungan pergerakan menuju kemerdekaan Indonesia," kata Megawati.

Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini mengatakan bahwa Indonesia sungguh beruntung memiliki Pancasila sebagai dasar negara sekaligus perekat kebangsaan.

Baca Juga:Indonesia Bisa Dijajah Lagi oleh Bangsa Asing, Megawati Soekarnoputri Beberkan Penyebabnya

"Lihatlah peta Indonesia kita, dari ujung timur hingga ujung barat, dari utara hingga selatan. Betapa luar biasanya Indonesia. Rangkaian pulau-pulau-nya dikatakan oleh Bung Karno sebagai Zamrud Khatulistiwa. Setelah itu bayangkan jika tidak ada Pancasila., apakah NKRI akan tetap ada? Jawabannya adalah tidak," kata Megawati.

Dia lalu bercerita mengenai salah satu dialog Bung Karno sebagai perumus Pancasila dengan Presiden Yugoslavia, Joseph Broz Tito, saat penyelenggaraan Konferensi Gerakan Non Blok. Saat itu Megawati ikut serta sebagai anggota delegasi termuda.

Bung Karno bertanya pada Tito mengenai apa yang ditinggalkannya untuk negerinya jika suatu saat meninggal nanti.

Tito menjawab bahwa dirinya meninggalkan tentara-tentara yang berani dan tangguh untuk melindungi bangsanya. Tito berbalik bertanya hal sama ke Soekarno.

Dengan tenang Bung Karno menjawab: "Aku tidak khawatir karena aku telah meninggalkan bangsaku dengan sebuah way of life, yakni Pancasila".

Baca Juga:Apa Itu BPIP? Ini Penjelasan dan Fungsi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila

"Mungkin Pak Tito tak mengerti apa yang dimaksud. Tetapi kita tahu, ketika dia sudah meninggal, Yugoslavia porak poranda jadi beberapa negara kecil," ujar Megawati.

Dalam kesempatan itu, Megawati berpesan khusus kepada para rektor mengingat tantangan nasionalisme dan kebangsaan saat ini, dimana adanya potensi masuknya ideologi lain yang merusak NKRI dan merongrong dasar negara Pancasila.

Maka, Pancasila perlu dijadikan kurikulum utama untuk penguatan karakter bangsa dan mencegah ideologi Pancasila terkaburkan.

Megawati juga meminta riset Indonesia dioptimalkan untuk percepatan kemandirian, berdiri di atas kaki sendiri dan siap bersaing dengan bangsa lain untuk mengelola sumber daya alam maupun SDM dalam mewujudkan Indonesia maju.

"Kita perlu fighting spirit untuk mempertahankan NKRI, dan ini harus diinformasikan dari generasi ke generasi. Karena tantangan kita di depan mata, kolonialisme kapitalisme dalam bentuk baru. Maka penegakan Pancasila menjadi upaya bersama," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini