DPRD DKI Akan Panggil Dinkes soal Penjenamaan RSUD jadi Rumah Sehat untuk Jakarta

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menambahkan jenama atau branding baru untuk 31 RSUD milik Pemprov DKI dengan logo "Rumah Sehat untuk Jakarta".

Rizki Nurmansyah
Selasa, 09 Agustus 2022 | 18:05 WIB
DPRD DKI Akan Panggil Dinkes soal Penjenamaan RSUD jadi Rumah Sehat untuk Jakarta
Pejalan kaki melintas di depan Rumah Sehat Untuk Jakarta (RSUD) Tarakan, Cideng, Jakarta, Kamis (4/8/2022). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

SuaraJakarta.id - DPRD DKI Jakarta menjadwalkan pemanggilan terhadap Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta terkait penjenamaan RSUD menjadi Rumah Sehat untuk Jakarta.

Anggota Komisi E DPRD DKI Johnny Simanjuntak mengatakan, pemanggilan akan dilakukan dalam waktu dekat.

"Supaya jangan main-main, apa substansinya? Apa urgensinya? Menambahkan kata rumah sehat, tidak ada," kata Johnny, Selasa (9/8/2022).

Johnny menilai yang penting dan dibutuhkan masyarakat saat ini dari RSUD adalah pelayanan sebagai bagian yang pokok kepada pasien yang perlu terus dibenahi.

Baca Juga:Sedih Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Uang yang Keluar Lebih dari Rp 110 Triliun Per Tahunnya

Selain soal pelayanan, ia juga menekankan agar RSUD di DKI dilengkapi lebih banyak fasilitas canggih.

Fasilitas kedokteran canggih itu bisa diprioritaskan apalagi DKI Jakarta memiliki APBD yang besar mencapai sekitar Rp 87 triliun.

Selain itu, memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) bidang kesehatan sehingga tidak semua dirujuk ke rumah sakit pusat atau bahkan ke luar negeri.

Seharusnya, lanjut dia, puskesmas dan posyandu sebagai layanan terkecil paling dekat dengan masyarakat dapat dikembangkan dan ditingkatkan sebagai bagian preventif bidang kesehatan.

Ia pun meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk memprioritaskan tiga hal tersebut sebagai upaya memberikan layanan maksimal kepada masyarakat.

Baca Juga:Penjenamaan RSUD jadi Rumah Sehat, Dinkes DKI Klaim Tak Pakai APBD untuk Ubah Logo

"Dia (Anies Baswedan) hanya membuat sebuah kegiatan maupun kebijakan yang hanya jadi perhatian, yang kontroversial, menjadi pusat pemberitaan, bukan semata-mata kepentingan warga DKI tapi kepada persoalan apa nanti yang dia capai karier ke depan," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini