Kisah Veteran Perang Kemerdekaan, Curi Buah di Kebun Warga Demi Beri Makan Prajurit

Saat, melawan penjajah, Josia bergerilya keluar-masuk hutan di wilayah Sumatera Utara.

Rizki Nurmansyah | Faqih Fathurrahman
Selasa, 16 Agustus 2022 | 21:27 WIB
Kisah Veteran Perang Kemerdekaan, Curi Buah di Kebun Warga Demi Beri Makan Prajurit
Veteran perang kemerdekaan, Hasiholan Josia Purba Tondang (95) saat ditemui di Komplek Kodam Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (16/8/2022). [Suara.com/Faqih Fathurrahman]

SuaraJakarta.id - Diusia senjanya, Hasiholan Josia Purba Tondang (95) hanya bisa terduduk di kursi roda. Sambil menikmati sore melihat lalu lalang kendaraan di Komplek Kodam, Kebon Jeruk Jakarta Barat.

Josia merupakan veteran perang kemerdekaan. Ia menjadi satu-satunya veteran yang masih hidup di lingkungan kompleknya.

Meski tidak terlibat peperangan secara langsung, Josia menceritakan, mendengar bredelan tembakan dan letusan meriam sudah menjadi kesehariannya.

Saat, melawan penjajah, Josia bergerilya keluar-masuk hutan di wilayah Sumatera Utara.

Baca Juga:Kisah Kong Usman Veteran Tionghoa Asal Bekasi yang Berusia Satu Abad Masih Gemar Hisap Klobot

Saat itu, Josia ditempatkan sebagai bantuan tempur. Ia bertugas mengolah logistik menjadi bahan matang. Atau bisa dibilang, Josia merupakan koki para prajurit.

Tugasnya saat itu tidak terlalu rumit, namun bukan berati terlepas dari risiko terkena tembakan.

"Saya kadang ke kepala kampung, minta beras untuk prajurit. Tapi gak bisa sembarangan harus ada surat perintah dari komandan," kata Josia saat ditemui di kediamannya, Jakarta Barat, Selasa (16/8/2022).

Josia juga mengaku, saat itu, tidak jarang harus mencuri buah dari kebun warga, saat mereka pindah untuk mengungsi ketempat yang lebih aman.

"Saat itu saya juga sering curi buah milik warga yang mengungsi untuk makan para prajurit," ungkapnya.

Baca Juga:Kong Usman, Veteran Tionghoa Murid KH Noer Alie yang Masih Gagah Bersuara

Josia mengatakan, ia tergabung dengan relawan pengusir penjajah secara sukarela. Tidak pernah ada paksaan saat ia memutuskan untuk bergabung.

"Saya sukarela. Saat itu semua rakyat berbondong-bondong secara sukarela mau bergabung. Karena semua ingin merdeka," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini