SuaraJakarta.id - Dwy Septiana tidak bisa menyembunyikan kesedihannya saat anak ketiganya, AP (2) terkonfirmasi mengidap gagal ginjal akut misterius.
Dwy menuturkan sebelum mengetahui anaknya mengidap penyakit tersebut, ia sempat memberkan paracetamol sirop, lantaran saat itu AP demam cukup tinggi.
Mulanya, Dwi memberikan paracetamol sirop yang diperolehnya dari toko obat. Namun lantaran sakit masih berlanjut, Dwi akhirnya membawa anaknya ke dokter.
"Dikasih obat dokter lah. Udah gitu, lama-kelamaan saya curiganya anak saya kenapa lemes, badannya kayak gak punya tulang, duduk aja dia enggak mau,” kata Dwy saat ditemui di RSCM, Jakarta Pusat, Jumat (21/10/2022).
Baca Juga:Penting! Daftar Lengkap 102 Obat Sirup Dilarang Diresepkan Dokter dan Dijual di Apotek
Selain lemas tidak berujung, kata Dwy, anaknya juga susah bicara. Saat di rumah keadaan anaknya masih nampak tidak terlalu parah. Namun saat mendapat perawatan di rumah sakit, anaknya sudah mulai melantur.
"Di rumah enggak terlalu parah tapi pas masuk rumah sakit, udah ditangani dia udah mulai berasa. Jadi kayak udah mulai ngelantur," ungkapnya.
Dwy menuruturkan, gejala yang dialami anaknya persis dengan penyataan pihak Suku Dinas Kesehatan. Namun bendanya, AP masih bisa buang air kecil, namun kesadarannya berkurang.
“Air pipisnya masih banyak tapi kalau kesadaran kurang. Lemes itu dia gak mau makan, gak mau minum."
Kasus di Jakarta Terus Bertambah
Baca Juga:Menkes Budi Gunadi: Tingkat Kematian Gagal Ginjal Capai 50 Persen dari Penderita
Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Widyastuti mengkonfirmasi penambahan kasus gagal ginjal akut misterius di ibu kota. Saat ini, sudah 71 orang disebut mengidap penyakit tersebut.
Widyastuti mengatakan, kebanyakan dari 71 kasus gagal ginjal akut di Jakarta itu dialami oleh balita dengan jumlah 60 kasus. Sementara 11 kasus sisanya dialami oleh anak usia 5-18 tahun.
"Data sementara yang sudah kita olah januari sampai 19 oktober kemarin ada 71 kasus teelaporkanX 60 kasus atau 85 persen adalah usia balita dan 11 kasus atau 15 persen adalah usia 5-18 tahun," ujar Widyastuti di Labkesda DKI, Kamis (20/10/2022).
Dari 71 kasus itu, sebanyak 40 orang disebutnya dinyatakan meninggal dunia. Sementara itu, saat ini masih ada 16 anak menjalani perawatan dan 15 sisanya sisanya sudah berhasil sembuh.
"Status terkamir ya 40 meninggal sejak Januari, 16 perawatan, dan 15 sembuh, jenis kelamin sebagian besar laki-laki," ucapnya.
Kendati demikian, tidak semua anak yang mengidap gagal ginjal akut misterius ini berdomisili atau tinggal di Jakarta.
"Kemudian wikayah domisili dari 71 kasus tadi 35 berdomisili di DKI Jakarta, kemudian sembilan Banten, Jawa barat 16 kasus, dan luar Jabodetabek 7 kasus."