Tetapi kemampuan warga untuk membayar sewa rata-rata hanya Rp300 ribu per bulan.
“Kami maunya tuh warga masuk dulu. Soal itu (sewa) nanti bisa kita bicarakan. Lagi pula Kampung Bayam kan juga masuk dalam 21 hunian prioritas. Harusnya disamakan saja sama Kampung Akuarium, Rp300 ribu,” kata Asep.
Jakarta Propertindo mengakui sewa unit menjadi salah satu aspek yang belum disepakati.
VP Corporate Secretary Jakpro Syachrial Syarif beberapa waktu lalu mengatakan masih berkoordinasi dengan instansi terkait untuk meneyelsaikan semua proses administrasi, termasuk besaran kontribusi yang diwajibkan kepada para penghuni.
Baca Juga:Dirikan Tenda Terpal, Depan Balai Kota Disulap Jadi Pengungsian Warga Kampung Bayam
"(Besaran kontribusi) sudah dan sedang dalam proses penyusunan untuk disepakati bersama sebelum warga memasuki hunian," ujar Syachrial, Selasa (22/11/2022).
Jakpro, katanya, terus berkomunikasi dengan warga untuk penentuan biaya sewa.
"Dikarenakan nominal yang diinginkan oleh para calon penghuni belum dapat memenuhi kebutuhan operasional pengelolaan KSB (Kampung Susun Bayam), maka berbagai opsi agar kepengelolaan KSB di kemudian hari memberikan kejelasan dan kepastian secara hukum," kata dia.
Selama proses itu berlangsung, Syachrial mengatakan Jakpro sebenarnya memberikan alternatif hunian kepada warga dengan menyediapkan rumah susun sementara di sekitar Jakarta.
"Namun calon penghuni tidak menghendaki hal tersebut dan bersikeras untuk menetap di KSB," katanya.
Baca Juga:Tuntut Hak untuk Huni Rusun, Warga Kampung Susun Bayam Demo di Depan Balai Kota
Dia memperkirakan semua proses akan selesai tahun 2023. Warga diperkirakan sudah dapat menempati Kampung Susun Bayam pada Maret 2023. [rangkuman laporan Suara.com]