Sempat Mereda, Kasus Gangguan Ginjal Akut di Jakarta Kembali Muncul, Pemprov DKI Telusuri Penyebabnya

Dinkes DKI Jakarta melaporkan ada dua temuan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) di Jakarta Barat dan Jakarta Timur.

Rizki Nurmansyah
Senin, 06 Februari 2023 | 21:06 WIB
Sempat Mereda, Kasus Gangguan Ginjal Akut di Jakarta Kembali Muncul, Pemprov DKI Telusuri Penyebabnya
Ilustrasi gangguan ginjal akut. [Antara]

SuaraJakarta.id - Setelah sempat mereda pada November 2022, kasus gangguan ginjal akut di Jakarta kembali muncul. Dilaporkan ada dua temuan kasus saat ini.

Menanggapai hal ini, Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono mengatakan pihaknya telah memerintahkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk menelusuri penyebabnya.

"Kami serius menangani itu. Tadi pagi saya sudah berbicara dengan Dinas Kesehatan untuk mengatasi dan penyebabnya apa," kata Heru Budi di gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (6/2/2023).

Heru Budi menambahkan, Pemprov DKI juga berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk penanganan kasus gangguan ginjal akut yang banyak menyerang anak-anak.

Baca Juga:Muncul Kasus Ginjal Akut Baru, Bareskrim Telusuri Obat yang Dikonsumsi Pasien

"Kami berkoordinasi dengan Kemenkes, penyebabnya apa, apakah seperti yang dulu ada beberapa obat," katanya.

Dinkes DKI Jakarta melaporkan ada dua temuan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) di Jakarta Barat dan Jakarta Timur.

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Ngabila Salama mengatakan, dari dua temuan itu, satu pasien terkonfirmasi mengalami gangguan ginjal akut yang akhirnya meninggal dunia. Satu pasien lainnya masih suspek dan masih dirawat di salah satu rumah sakit.

Ngabila mengatakan, saat ini kondisi satu pasien yang sedang dirawat itu sudah menunjukkan tanda membaik.

"Kondisinya sudah ditangani lebih baik, tentunya ada kemajuan yang lebih baik,” kata Ngabila.

Baca Juga:Peredaran Obat Sirop Praxion Disetop Terkait Investigasi Gangguan Ginjal Akut

Ia menganjurkan para orang tua untuk memberikan terapi non obat apabila anak sedang sakit demam, batuk dan pilek di antaranya dengan makan, minum dan istirahat cukup sebagai salah satu kunci.

Meski begitu, dalam kondisi tertentu dia menganjurkan masyarakat untuk tidak gegabah. Ngabila menyarankan agar masyarakat memantau gejala anak sesudah diberi obat jika kondisi tidak membaik atau bahkan ada keluhan tambahan.

Keluhan tambahan itu di antaranya produksi kencing berkurang atau tidak kencing sama sekali padahal cukup minum. Apabila ada kondisi tersebut, ia meminta untuk melakukan kontrol kepada tenaga medis atau dokter.

Kemenkes mencatat kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia sebelumnya sempat dilaporkan sebanyak 324 kasus dan sudah menurun sejak November 2022.

Dari ratusan kasus itu, paling banyak dilaporkan di DKI Jakarta mencapai 47 orang meninggal dunia dan 32 orang sembuh dengan total kasus di DKI per 15 November 2022 mencapai 83 kasus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini