Indonesia Financial System Stability Summit 2023, Event Kolaborasi dan Sinergi Stakeholder Jasa Keuangan

Mahendra menjabarkan beberapa indikator yang digunakan sebagai prakiraan di tahun 2023.

Fabiola Febrinastri
Jum'at, 24 Februari 2023 | 09:10 WIB
Indonesia Financial System Stability Summit 2023, Event Kolaborasi dan Sinergi Stakeholder Jasa Keuangan
Indonesia Financial System Stability Summit 2023, Kamis (23/2/2023), di The Westin Jakarta. (Dok: DPD)

SuaraJakarta.id - Selama tahun 2020, sektor perbankan, pasar modal, dan IKNB semuanya mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19. Namun, dengan berbagai kebijakan pemerintah serta sinergi dan kerjasama yang baik antara berbagai pemangku kepentingan seperti KSSK (Kementerian Keuangan, OJK, BI dan LPS), situasi industri jasa keuangan (IJK) telah membaik pada tahun 2022.

Namun, pertumbuhan global yang melambat, risiko resesi, tingkat inflasi global yang tinggi, konflik geopolitik, dan kebijakan moneter yang ketat mengancam stabilitas sistem keuangan negara, termasuk perbankan, pasar modal, dan IKNB. Selain itu, terdapat beberapa Lembaga Jasa Keuangan Non Bank (LKNB) yang memerlukan perhatian khusus, seperti permodalan/pembiayaan, penerapan tata kelola dan manajemen risiko.

Warta Ekonomi menyelenggarakan Indonesia Financial System Stability Summit 2023 di mana tema yang diambil, Stabilizing Financial System from the Global Economic Shockwaves, salah satunya bertujuan untuk mempertemukan perusahaan dan stakeholder dari berbagai industri jasa keuangan untuk berkolaborasi dan bersinergi di dalam menstabilkan sistem keuangan Tanah Air dari guncangan ekonomi global.

CEO & Chief Editor Warta Ekonomi Muhamad Ihsan membuka acara Indonesia Financial System Stability Summit 2023 pada Kamis (23/2/2023), di The Westin Jakarta, Jakarta Selatan. Ia mengatakan Indonesia bersyukur bisa melewati masa-masa sulit kemarin dan akan melewati 2023 dengan baik berdasarkan berbagai indeks.

Baca Juga:Dorong Peningkatan NTP, Subsidi Pupuk dan Bibit Harus Terus Ditingkatkan

“Alhamdullilah, kita sudah selamat sampai titik ini. Seperti yang dikatakan Bapak Presiden Joko Widodo, sepertiga negara di dunia akan menghadapi crisis, dan alhamdullilah kita bisa selamat sampai titik ini. Kemungkinan besar, berdasarkan berbagai indeks, termasuk indeks keyakinan konsumen, indeks kepercayaan masyarakat, PMI, dan lain-lain, kelihatannya 2023 ini akan kita lewati dengan selamat,” papar Muhamad Ihsan.

Kendati demikian, Muhamad Ihsan mengatakan kita tetap harus berhati-hati di dalam menghadapi dunia yang sedang dalam gejolak, karena ada beberapa hal yang diluar kontrol.

Indonesia Financial System Stability Summit 2023, Kamis (23/2/2023), di The Westin Jakarta. (Dok: DPD)
Indonesia Financial System Stability Summit 2023, Kamis (23/2/2023), di The Westin Jakarta. (Dok: DPD)

“Seperti yang dikatakan KSSK, baik dari Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bahwa kita tetap harus berhati-hati menghadapi dunia yang sedang dalam gejolak ini. Karena banyak diluar kontrol kita, tingkat inflasi yang tinggi, tingkat suku bunga yang tinggi, kondisi perang Ukraina-Rusia yang bisa sangat memengaruhi perekonomian kita,” terangnya

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar sebagai Keynote Speaker dalam acara ini mengatakan bahwa ekonomi dan pemulihan ekonomi Indonesia pascapandemi berlanjut cukup kuat di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 adalah salah satu yang tertinggi di dunia.

“Perekonomian Indonesia seperti yang kita ketahui pada tahun 2022 memiliki kinerja yang baik dan nampaknya pemulihan ekonomi pascapandemi berlanjut cukup kuat. Pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 mencapai 5,3% yang saya rasa adalah salah satu yang tertinggi di kawasan, kalaupun tidak di dunia,” ujar Mahendra Siregar.

Baca Juga:Anak Agung Gde Agung Ungkap Alasan Mundur Dari Balon DPD RI

Mahendra juga menjabarkan bahwa beberapa indikator di awal tahun 2023 memberikan konfirmasi pertumbuhan dan memberikan kepercayaan diri bagi ekonomi Indonesia.

“Pertumbuhan ini memberikan juga suatu kepercayaan diri bagi kita memasuki tahun 2023 ini akan dapat menjaga momentum yang baik. Selain itu, awal tahun ini memberikan beberapa konfirmasi pertumbuhan tadi, seperti neraca perdaganan yang surplus, PMI pada zona ekspansi, dan kepercayaan konsumen yang tetap positif,” jelasnya.

Mahendra kemudian menjelaskan OJK bersama dengan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan Lembaga Penjamin Simpanan bekerja sama, bersinergi, dan berkoordimasi untuk menjaga ketahanan dan stabilitas sektor sistem keuangan.

“Kami di OJK bekerja sama, bersinergi, berkoordinasi kuat dengan Pemerintah terutama Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan LPS untuk senantiasa mencermati, memantau, dan melakukan langkah-langkah untuk menjaga ketahanan dan juga stabilitas sektor dan sistem keuangan yang ada.

“Dapat kami sampaikan bahwa prakiraan dan outlook dari perekonomian di 2023 ini yang tetap mencerminkan pertumbuhan yang sehat sebagai kondisi yang berlanjut untuk terus memantapkan pemulihan pascapandemi,” tambahnya.

Mahendra menjabarkan beberapa indikator yang digunakan sebagai prakiraan di tahun 2023, seperti tumbuhnya kredit perbankan, cepat terakumulasinya nilai emisi di pasar modal, bertumbuhnya piutang perusahaan pembiayaan, aset asuransi jiwa dan umum, serta aset dana pensiun.

“Kredit perbankan diproyeksikan tumbuh sebesar 10%-12% didukung perrtumbuhan DPK sebesar 7%-9%. Di pasar modal, pada satu setengah bulan awal tahun ini, nampaknya target Rp200 triliun akan dapat dicapai. Piutang perusahaan pembiayaan diproyeksikan tumbuh 13%-15% apalagi ditambah dengan meningkatnya mobilitas masyarakat jika pandemi statusnya turun menjadi endemi,” terangnya.

“Aset asuransi jiwa dan asuransi umum diperkirakan tumbuh 5%-7%. Tentu hal ini dapat dilakukan dengan suatu program reformasi yang kuat yang dilakukan untuk industri asuransi. Aset dana pensiun diperkirakan juga tumbuh dengan tingkat yang sama antara sekitar 5-7%,” tambah Mahendra Siregar.

Acara Indonesia Financial System Stability Summit 2023: Stabilizing Financial System from the Global Economic Shockwaves juga dihadiri oleh beberapa stakehokders ternama, seperti PT Asuransi Rama Satria Wibawa (Asuransi Rama), Indonesia Financial Group (IFG), PT Integrity Indonesia, PT Indolife Pensiontama, PT CIMB Niaga Auto Finance dan beberapa perusahaan pendukung lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini