SuaraJakarta.id - Tawuran warga kembali pecah di Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan. Terbaru, dalam sepekan sudah dua kali terjadi tawuran antar warga RW 04 dan RW 06 Manggarai.
Adapun bentrokan pertama terjadi pada Kamis (19/10/2023). Kemudian bentrokan kembali pecah pada Sabtu (21/10/2023).
Salah seorang warga RW 04 Aen mengatakan saat bentrok terakhir pada Sabtu lalu, dirinya sedang salat di musala. Tiba-tiba terdengar suara petasan.
“Baru selesai salat, abis itu ada suara petasan. Langsung ke sini,” kata Aen kepada Suara.com, saat di lokasi, Senin (23/10/2023).
Baca Juga:Kisah Tawuran di Johar Baru, Ketua RT: Berawal dari Ledek-ledekan Bocah hingga Orang Dewasa Ikutan
Mendengar suara tersebut, dia mengaku langsung ke luar. Melihat kondisi di kolong underpass Manggarai yang sering dijadikan arena untuk tawuran antar warga.
“Saya cuma jaga-jaga. Lihat situasi, karena kan biasanya kalau baru mulai itu bocah-bocah kecil. Kalau mereka yang gede-gede ikutan, baru turun,” ucapnya.
Kepemilikan Senjata Tajam
Aen mengatakan, hampir semua warga di kampungnya memiliki senjata tajam. Namun senjata tersebut kerap kali disembunyikan atau dibuang karena perkampungan mereka sering dirazia petugas kepolisian.
“Kalau saya lagi banyak razia gini saya buang. Tapi ada juga warga yang sembunyiin,” kata Aen.
Baca Juga:Dua Kelompok Warga Bentrok Saling Lempar Batu Di Kampung Ambon Cengkareng
Ia menyebut banyak warga yang menyimpan senjata tajam untuk jaga-jaga.
Aen bahkan bercerita jika di kampungnya sedang tidak ada stok sajam. Maka mereka terpaksa meminjam dengan kampung sebelah.
“Kalau gak keburu beli paling minjam dulu sama kampung sebelah,” ucapnya.
Aen sedikit membocorkan harga senjata tajam yang biasa dibelinya. Biasanya ia membeli sajam jenis samurai yang berukuran kurang dari satu meter.
![Tawuran di Manggarai. (Foto: bidik layar video Instagram/merekam jakarta)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/09/19/24450-tawuran-di-manggarai.jpg)
Soal harga pun bervariasi, mulai dari Rp 100-200 ribu. Tergantung besi plat yang digunakan.
“Tergantung bahannya, kalau yang kurang dari semeter paling Rp 100-200 rubuan,” ucapnya.
Namun, Aen mengaku tidak tahu soal pembelian senjata tajam berukurukan jumbo. Biasanya pemiliki senjata tajam berukuran besar membeli ditempat khusus yang sudah dikenal.
“Kalau yang gede-gede gutu biasanya beli juga, gak bikin tapi saya gak tau belinya di mana,” tutupnya.