Melalui Dialog ISF 2024, Kadin Indonesia Komitmen Berkolaborasi dengan Pemerintah Untuk Akselerasi Transisi Energi

Indonesia memerlukan investasi sebesar 55 Miliar Dollar AS dalam 5 tahun mendatang.

Fabiola Febrinastri | Iman Firmansyah
Selasa, 10 September 2024 | 11:36 WIB
Melalui Dialog ISF 2024, Kadin Indonesia Komitmen Berkolaborasi dengan Pemerintah Untuk Akselerasi Transisi Energi
(kiri-kanan) Ketua Pokja Transisi Energi Kadin, Anthony Utomo, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Ervan Maksum dan Direktur Jenderal EBTKE, Eniya Listiani Dewi dalam Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024, di Jakarta. (Dok: Dais Agency)

SuaraJakarta.id - Dalam rangka mendukung dunia usaha dalam mencapai target emisi nol bersih, Pokja Transisi Energi Kadin menegaskan pentingnya pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) untuk mempercepat transisi energi di Indonesia.

Hal ini disampaikan di salah satu sesi dialog meeting pada acara Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 hari kedua, di Jakarta Convention Center, beberapa waktu lalu.

Transisi energi yang tengah dijalankan Indonesia merupakan langkah strategis dalam menjaga ketahanan energi nasional sekaligus mendorong terciptanya ekonomi hijau.

Upaya ini menunjukkan komitmen kuat Indonesia dalam memperluas akses terhadap inovasi infrastruktur yang lebih terjangkau dan bersih, guna mendukung pemulihan ekonomi yang lebih berkelanjutan. Terlebih Indonesia memiliki sumber daya energi terbarukan dengan total 3.686 GW, yang mencakup tenaga surya 3.295 GW, tenaga air 95 GW, bioenergi 57 GW, tenaga angin 155 GW, energi panas bumi 24 GW, dan energi laut 60 GW.

Baca Juga:Dorong Ekspor Nasional, Bank Mandiri Dukung Trade Expo Indonesia 2024

Ketua Pokja Transisi Energi Kadin, Anthony Utomo menyatakan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin global dalam transisi energi menuju pencapaian emisi nol bersih, karena Indonesia memiliki potensi sumber daya energi terbarukan yang melimpah serta komitmen kuat dari sektor swasta dan pemerintah dalam mendukung keberlanjutan energi di masa depan.

“Kami menyambut baik dialog hari ini sebagai upaya untuk mendorong akselerasi transisi energi baru terbarukan di Indonesia. Potensi ini tidak hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi hijau, tetapi juga akan menjadikan industri nasional Indonesia bisa berkontribusi lebih banyak lagi untuk pertumbuhan ekonomi nasional, sekaligus menegaskan posisi Indonesia sebagai pemimpin dalam aksi iklim global,” ucap Anthony.

Hal ini juga sejalan dengan Direktur Jenderal EBTKE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi, yang juga menegaskan pentingnya transisi EBT untuk mendukung tercapainya target emisi nol bersih pada tahun 2060 mendatang. Menurutnya, EBT berperan penting dalam menciptakan peluang investasi baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Para pemangku kepentingan berdialog di Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024, membahas percepatan transisi energi terbarukan dan langkah menuju emisi nol bersih di Indonesia.
Para pemangku kepentingan berdialog di Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024, membahas percepatan transisi energi terbarukan dan langkah menuju emisi nol bersih di Indonesia.

"Indonesia memerlukan investasi sebesar 55 Miliar Dollar AS dalam 5 tahun mendatang. Bahkan dalam setahun kedepan, Indonesia membutuhkan investasi sebesar 14 Miliar. Kami mengajak para pelaku usaha Kadin untuk mengambil peluang besar dari transisi EBT dan berkolaborasi dengan pemerintah untuk mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2060," jelas Eniya.

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Ervan Maksum, juga menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk melakukan pemetaan komprehensif terhadap seluruh sektor guna mencapai target emisi nol bersih. Pemetaan ini akan menjadi landasan kuat dalam merumuskan kebijakan dan strategi yang tepat sasaran untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Baca Juga:Dukung Kepatuhan Regulasi dengan Dampingi Merek Asing ke Pasar Indonesia

"Pemetaan ini diselaraskan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Melalui pemetaan sektor yang menyeluruh, kita dapat mengidentifikasi peluang investasi di sektor energi bersih, mendorong inovasi teknologi, dan menciptakan lapangan kerja baru. Ini merupakan langkah strategis untuk membangun Indonesia yang lebih berkelanjutan," ujar Ervan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini