SuaraJakarta.id - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Teguh Setyabudi mengakui bahwa banjir rob di Muara Angke, Jakarta Utara, memang sudah sering terjadi. Hal tersebut juga dia dengar langsung dari masyarakat setempat ketika meninjau langsung lokasi banjir kemarin, Senin (18/11/2024).
"Masyarakat sih nyampaikan 'ini biasa terjadi, Pak'. Tapi bagi kami pemerintah provinsi ingin agar itu bisa kita selesaikan dengan bagus. Sehingga nanti percepatan pembangunan tanggul pantai yang rencana juga bisa kita lakukan segera," kata Teguh kepada wartawan di Jakarta, Selasa (19/11/2024).
Teguh menjelaskan bahwa penyebab utama banjir rob tersebut karena tanggul pantai di sekitar Muara Angke, yang panjangnya kurang lebih 4 km, belum terbangun. Alhasil, banjir rob selalu datang khususnya pada saat air laut sedang pasang. Namun, banjir pada bulan ini dinilai lebih besar. Menurut Teguh, hal tersebut juga bisa jadi karena faktor cuaca.
Teguh mengampaikan kalau pihaknya sudah meminta jajaran melalui sekretaris daerah agar melakukan penyedotan air banjir agar cepat surut.
Baca Juga:Senin Pertama Teguh Setyabudi Sebagai Pj Gubernur DKI, Tinjau Uji Coba MBG Di SMKN 26 Rawamangun
"Sehingga gendangannya itu bisa lebih cepat gitu. Dan ini kan terjadi memang beberapa hari terakhir ini, bukan berarti gak surut," ujarnya.
Fokus Pemprov Jakarta untuk mengatasi banjir rob tersebut, kata Teguh, memastikan pembangunan tanggul pantai bisa segera dilakukan. Selagi menunggu proyek tersebut, pemerintah memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang terdampak banjir. Serta mengevakuasi para orang tua yang masih terjrbak di rumahnya.
"Sudah saya perintahkan juga untuk jajaran kesehatan, karena ternyata banyak juga itu anak-anak sudah dikasih tau orang tuanya untuk tidak main-main di tempat rob, tapi karena anak-anak suka mereka main-main dan itu kan riskan terhadap masalah kesehatan. Sudah kita edukasikan," kata Teguh.
Sebelumnya, fenomena banjir rob sudah menggenangi wilayah Muara Angke selama 5 hari. Menurut BPBD Jakarta, rob yang melanda sejumlah wilayah di Jakarta Utara tersebut disebabkan fenomena pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase bulan baru.
Fenomena tersebut berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum berupa banjir pesisir di wilayah pesisir utara Jakarta selama beberapa hari ke depan.
Baca Juga:Waspada, Potensi Banjir Rob Di Pesisir Utara Jakarta 16-23 Juli