Tali sepatu, dengan pola anyaman silangnya, mendistribusikan tekanan secara merata dan menciptakan kuncian yang kokoh.
Ketika diikat dengan benar, tali akan memeluk kaki dengan erat, memastikan sepatu dan kaki bergerak sebagai satu kesatuan yang solid.
3. Distribusi Tekanan yang Merata
Pola criss-cross pada tali sepatu bukan hanya untuk estetika. Pola ini dirancang untuk menyebarkan tekanan dari ikatan ke area yang lebih luas di punggung kaki.
Baca Juga:5 Rekomendasi Merek Sepatu Anak SD di Shopee, Dipercaya Sejak Tahun 90 an
Hal ini mencegah timbulnya pressure points atau titik-titik tekanan yang bisa menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman, terutama saat berlari dalam jarak jauh (long run).
Sistem pengikat tunggal, seperti strap di bagian tengah, cenderung memusatkan tekanan hanya pada satu area.
4. Simpel, Ringan, dan Bisa Diandalkan
Dalam dunia lari, setiap gram sangat berarti. Tali sepatu memiliki bobot yang sangat ringan.
Selain itu, sistem ini sangat sederhana dan bebas dari kegagalan mekanis.
Baca Juga:New Balance Hadirkan Grey Cafe Sebagai Puncak Perayaan Grey Day di Indonesia
Bayangkan jika Anda sedang berlari di tengah hutan (trail running) dan sistem dial pada sepatu Anda macet karena lumpur atau rusak karena terbentur batu.
Perbaikannya akan sulit. Sebaliknya, jika tali sepatu putus, ini adalah masalah yang sangat mudah dan murah untuk diatasi. Anda hanya perlu menggantinya dengan tali baru.
5. Adaptasi Terhadap Perubahan Kaki Saat Berlari
Fakta biologis yang sering dilupakan adalah kaki manusia cenderung membengkak saat berlari jarak jauh. Ini disebabkan oleh peningkatan aliran darah dan retensi cairan.
Tali sepatu memberikan kemudahan untuk beradaptasi dengan perubahan ini.
Jika di tengah lari Anda merasa sepatu mulai sesak, Anda bisa berhenti sejenak untuk melonggarkan ikatan dengan mudah.