SuaraJakarta.id - Dalam beberapa tahun terakhir, diet keto seolah menjadi “jalan pintas” paling populer untuk menurunkan berat badan.
Banyak testimoni di media sosial yang menyebut diet tinggi lemak dan sangat rendah karbohidrat ini berhasil menurunkan kolesterol hingga membuat tubuh lebih bugar.
Namun di balik euforia tersebut, muncul pertanyaan yang tak kalah penting: benarkah diet keto benar-benar aman bagi kesehatan jantung?
Mengapa Diet Keto Begitu Populer?
Baca Juga:Apakah Minuman Isotonik Bagus untuk Kesehatan Tubuh? Ini Penjelasan Lengkapnya
Diet keto, atau ketogenic diet, awalnya dikembangkan untuk membantu terapi pasien epilepsi.
Namun, belakangan justru lebih dikenal sebagai metode diet ekstrem yang menjanjikan penurunan berat badan dalam waktu singkat.
Konsepnya sederhana, tubuh dipaksa masuk ke kondisi ketosis, di mana sumber energi utama bukan lagi glukosa, melainkan lemak.
Saat tubuh kekurangan karbohidrat, hati akan memecah lemak menjadi keton yang digunakan sebagai bahan bakar.
Hasilnya, lemak di tubuh akan terbakar lebih cepat.
Baca Juga:10 Tips Menjaga Kesehatan Tubuh Setelah Banyak Makan Daging Kurban
Fakta Medis: Tidak Selalu Aman untuk Semua Orang
Meski terdengar menjanjikan, pakar gizi mengingatkan bahwa diet keto bukan tanpa risiko. dr. Sari Wulandari, SpGK, dokter spesialis gizi klinik, menjelaskan diet keto bisa memberikan hasil berbeda pada tiap orang.
“Pada beberapa kasus, diet keto memang menurunkan LDL (kolesterol jahat) dan meningkatkan HDL (kolesterol baik). Tapi ada juga yang justru kadar kolesterol totalnya naik, terutama kalau sumber lemaknya didominasi lemak jenuh,” katanya.
Fakta ini diperkuat oleh penelitian yang diterbitkan di jurnal Frontiers in Nutrition pada 2024.
Penelitian tersebut menemukan diet keto efektif untuk menurunkan berat badan dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular jika dijalankan tanpa pengawasan.
Jenis lemak yang dikonsumsi sangat menentukan. Konsumsi lemak sehat seperti minyak zaitun, kacang-kacangan, ikan berlemak (salmon, sarden), dan alpukat relatif lebih aman.