- Istri Uya Kuya ceritakan pengalaman pahit rumahnya dijarah
- Tekankan perlunya pendidikkan agama
- Banyak anak sekolah terlibat
SuaraJakarta.id - Istri Uya Kuya yang juga anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Astrid Kuya, menceritakan pengalaman pahit saat rumahnya dijarah massa.
Hal ini terjadi ketika aksi unjuk rasa berujung kerusuhan beberapa waktu lalu.
Astrid mengungkapkan hal ini saat rapat Pansus Raperda Penyelenggaraan Pendidikan di DPRD DKI Jakarta, Astrid mengaku kaget karena banyak anak usia sekolah yang ikut melakukan penjarahan di kediamannya.
"Pengalaman saya pribadi, waktu ketika kerusuhan, penjarahan itu, banyak sekali anak-anak yang sekolah menengah, yang mengikuti atau ikut-ikutan," kata Astrid di DPRD DKI Jakarta, Rabu (3/9/2025).
Baca Juga:PBB DKI Jakarta Naik 5-10 Persen
Ia menilai perlunya penguatan pendidikan agama bagi siswa.
Astrid berpendapat bahwa karakter anak-anak harus dibangun sejak dini agar tidak mudah terjerumus pada tindakan anarkis.
"Jujur, menurut pengalaman saya, anak-anak ini harus, basis agamanya itu harus diperkuat. Karakter mereka harus diperkuat," ujarnya.
"Jadi memang dasar basic karakter dan agama anak-anak ini harus diperkuat sekali. Jadi kalau menurut saya, masukan ke dalam kulikuler, itu sifatnya wajib, anak-anak harus mengikuti, supaya karakter building-nya dibentuk, dan keagamaan itu dibentuk," lanjut Astrid.
Diketahui, rumah Astrid dan Uya Kuya di kawasan Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur menjadi sasaran massa pada 30 Agustus lalu.
Baca Juga:Loker Damkar Jakarta 2025: Gaji Rp6,4 Juta, Lulusan SMA/SMK Merapat! Ini Syaratnya
Dalam rekaman video yang beredar, pagar rumah mereka dijebol hingga massa masuk dan menjarah barang-barang berharga.
Tak hanya barang, kucing kesayangan Uya Kuya yang disebut bernilai puluhan juta rupiah juga ikut dibawa kabur.
Saat ini, Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur masih melakukan penyidikan intensif.
Polisi telah menetapkan enam orang tersangka dan memeriksa lebih dari tiga saksi terkait kasus penjarahan tersebut.