188 Juta Anak Obesitas! Simak Tips Cerdas Memilih Makanan Olahan

Fenomena obesitas pada anak kian mengkhawatirkan

Muhammad Yunus
Kamis, 18 September 2025 | 08:20 WIB
188 Juta Anak Obesitas! Simak Tips Cerdas Memilih Makanan Olahan
Ilustrasi Obesitas (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

SuaraJakarta.id - Fenomena obesitas pada anak kian mengkhawatirkan. UNICEF baru-baru ini melaporkan bahwa 1 dari 10 anak usia sekolah dan remaja di dunia atau sekitar 188 juta anak mengalami obesitas.

Angka ini bahkan disebut telah melampaui masalah kekurangan berat badan dalam konteks malnutrisi.

Guru Besar FK-KMK UGM, Prof. Lily Arsanti Lestari, menegaskan bahwa konsumsi ultra processed food (UPF) memiliki hubungan erat dengan obesitas, penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, hingga kanker.

“Efek ini dimediasi oleh mekanisme biologis kompleks, mulai dari peradangan kronis, gangguan metabolisme, hingga perubahan mikrobiota usus,” ungkapnya dalam webinar nasional “Kontroversi Ultra Processed Food: Inovasi Teknologi Pangan dan Tantangan Kesehatan Masyarakat”, Selasa (16/9).

Baca Juga:Fakta Baru Kasus Penyiksaan Anak di Kebayoran Lama Bikin Ngeri

Menurut Lily, tantangan ke depan adalah memperkuat metode penelitian yang lebih standar serta mendorong kebijakan publik yang tegas, misalnya lewat penerapan cukai dan intervensi multi-level untuk mengurangi konsumsi UPF.

Ketua PATPI, Prof. Giyatmi, menambahkan bahwa teknologi pengolahan UPF sebenarnya lahir dari inovasi yang bermanfaat. Tujuannya untuk meningkatkan ketersediaan pangan, keamanan, hingga memperpanjang umur simpan produk.

Namun, ia mengakui kontroversi tetap muncul karena UPF kerap dituding sebagai penyebab obesitas, diabetes, dan penurunan kualitas gizi.

“Kontroversi inilah yang perlu kita bahas bersama, agar ada keseimbangan pandangan antara peneliti, akademisi, dan pemangku kepentingan,” ujarnya.

Praktis tapi Rentan Disalahpahami

Baca Juga:Anak Sekolah Bergabung Dalam Unjuk Rasa Depan Gedung DPR/MPR

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Prof. Sri Raharjo, menjelaskan bahwa UPF umumnya diformulasikan dengan lebih dari lima bahan.

Termasuk aditif seperti protein terhidrolisis, pati termodifikasi, hingga minyak terhidrogenasi.

Menurutnya, ultra processing bertujuan menciptakan produk praktis, menguntungkan, dan hyper-palatable yang bisa menggantikan pangan segar.

“Kita perlu menggeser fokus dari proses ke tujuan dan hasil. Industri juga harus lebih aktif melibatkan publik,” jelasnya.

Dari sisi industri, Mukhlis Bahrainy, CEO Pachira Group, mencontohkan inovasi seperti penggunaan modified protein yang bisa membuat produk creamy namun tetap rendah lemak.

Ia menegaskan, makanan tidak otomatis buruk hanya karena masuk kategori UPF.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini