-
Bencana hidrometeorologi di Sumatera-Aceh adalah bukti krisis iklim nyata yang menyebabkan korban jiwa masif (700+ meninggal, 400 hilang), menuntut respons luar biasa dari pemerintah.
-
Kementerian Kehutanan menaikkan target pengurangan emisi Indonesia secara ambisius dari 29% menjadi 43% untuk mendukung pendinginan bumi.
-
Strategi Indonesia FOLU Net Sink 2030 diandalkan untuk mencapai target emisi baru, dengan fokus pada pengelolaan hutan lestari dan penguatan peran hutan adat.
![KKondisi pemukiman yang terdampak banjir di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Selasa (2/12/2025). [ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/bar]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/12/03/76980-bencana-banjir-sumatera-banjir-aceh-banjir-bandang-di-aceh-tamiang.jpg)
Haruni membandingkan target di masa lalu dengan target terbaru yang jauh lebih agresif.
"Perjalanan aksi iklim di Indonesia semakin tahun semakin berat. Tahun 2015, indo telah menyampaikan komitmen di dunia yakni mengurangi 29 persen pengurangan target emisi," paparnya.
Kabar baiknya, pada dokumen terbaru yang diserahkan Oktober 2025 lalu, angka tersebut direvisi naik secara signifikan.
"Oktober kemarin 2025 indo telah menyampaikan dokumen untuk pengurangan emisi global. Sebesar 43 persen. Ambisi kita sangat kuat, karena memiliki dukungan penuh dari pemerintah mulai dari penerapan aturan2 baru," kata Haruni.
Baca Juga:Cegah Ijazah Palsu, IPB University Terapkan Ijazah Digital Mulai 2025
Untuk mencapai target ambisius tersebut, pemerintah mengandalkan strategi Indonesia FOLU Net Sink 2030. Ini adalah kondisi di mana tingkat serapan karbon dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya seimbang atau bahkan lebih tinggi dari emisinya pada tahun 2030.
"Target Indonesia Folu Net Sink 2030 goal dimana kita mengharapkan sektor folu. Ini adalah target terbesar Indonesia. Pencapaian dilakukan melalui seperti pengelolaan hutan lestari, upaya penegakan hukum, penguatan hutan adat, pencegahan kebakaran hutan," rincinya.
Poin penguatan Hutan Adat menjadi sorotan penting, mengakui peran masyarakat adat dalam menjaga ekosistem yang selama ini sering terpinggirkan.
"Hutan ini mempunyai peran penting sangat penentu untuk pengurangan emisi di dunia khususnya di Indonesia," tutup Haruni.
Baca Juga:Ancaman Baru di Tengah Kota Jakarta: Ledakan Populasi Kucing Liar