Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 27 Agustus 2020 | 13:51 WIB
Pembunuhan satu keluarga di Sukoharjo (Solopos)

SuaraJakarta.id - Pembunan keji satu keluarga di Desa Duwet, Kecamatan Baki, Sukoharjo diungkap detik demi detik lewat gelaran rekonstruksi di Mapolres Sukoharjo, Jawa Tengah. Di sana terungkap bagaimana 2 orang dalam satu keluarga itu ditusuk-tusuk hingga bersimbah darah.

Sebanyak 51 adegan diperagakan dalam reka ulang itu, Kamis (27/8/2020). Reka ulang dilakukan selama 2 jam, mulai pukul 10.00 WIB.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, reka ulang digelar polisi untuk mengetahui secara pasti kronologis kejadian sebelum dan sesudah pembunuhan satu keluarga pengusaha rental mobil Duwet tersebut.

Sang pelaku Henry Taryatmo yang tidak lain rekan korban menjalani reka ulang dengan menggunakan kursi roda. Keluarga lelaki 41 tahun itu baik dari perwakilan Suranto, suami dan istri Sri Handayani datang menyaksikan rekonstruksi.

Baca Juga: Sekeluarga Mati Dibunuh, Istri Pengusaha Mobil Jadi Target Pertama Henry

Satu per satu adegan reka ulang diperagakan oleh pemeran pengganti. Dalam reka adegan itu Henry pada Rabu (19/8/2020) pukul 01.00 WIB, tiba di rumah korban.

Saat datang, rumah tersebut dalam tertutup. Pagar depan rumah korban juga tertutup.

Kemudian pelaku membuka pintu gerbang dan menaruh mobil milik korban yang digunakannya di garasi.

Selanjutnya pelaku ini mencoba menghubungi Suranto.

Namun tidak ada respons, kemudian pelaku mengetuk pintu rumah.

Baca Juga: Bunuh Satu Keluarga, Henry Dikenal Baik dan Rajin Ikut Warga Kerja Bakti

Saat itu Sri Handayani membuka pintu tersebut.

Sri Handayani lantas mempersilakan pelaku masuk ke dalam rumah. Karena saat itu pelaku menyampaikan akan menyerahkan setoran uang hasil rental mobil.

Alasan lainnya pelaku tak juga mendapatkan ojek online pada malam itu.

Sri Handayani karena sudah mengenal dekat pelaku tak menaruh curiga apapun. Sri Handayani kemudian kembali ke kamar.

Sedangkan pelaku menunggu di ruang tamu sambil bermain game dari ponselnya. Pelaku bermain game sekitar satu jam.

Di saat itulah pelaku muncul niatan untuk menguasai harta korban. Karena pelaku kepepet utang hingga Rp60 juta lebih.

Dalam reka adegan itu pukul 02.00 WIB, pelaku menuju dapur dan mengambil pisau milik korban. Pisau dapur ini dibawa pelaku yang disimpan di tangan kirinya.

Pelaku kemudian memanggil Sri Handayani yang ada di dalam kamar.

Saat korban keluar kamar, pelaku menyerahkan uang setoran rental mobil Rp 250.000 ke Sri Handayani tepat di depan kamar.

Sambil memegang uang setoran ditangan kanannya, Sri Handayani langsung ditikam pisau dapur tepat di bagian ulu hati.

"Ya Allah...Ya Allah...," teriak korban Sri Handayani diperankan oleh peran pengganti sambil memegang pisau yang masih tertancap di ulu hati.

Tak cukup itu, pelaku mengambil pisau yang masih tertancap dan kembali menusukkan ke perut hingga tiga kali. Korban seketika tersungkur.

Mendengar keributan itu, Suranto terbangun dari tidurnya dan lantas berteriak "Hei... hei...".

Sambil keluar kamar, Suranto melihat sang istri sudah jatuh bersimbah darah. Pelaku lantas menusukkan pisau dapur ke tubuh Suranto tepat dibagian dada.

Pelaku menusukkan pisau dapur itu hingga 5 kali. Korban Suranto juga terjatuh tak jauh dari tubuh istrinya.

Kemudian anak pertama mereka, Rafael, 10, menangis menyaksikan kedua orangtuanya jatuh bersimbah darah.

Melihat anak pertama korban menangis, pelaku menikamnya hingga terjatuh di dekat orang tuanya.

Kemudian terdengar tangisan anak kedua Suranto, Dinar, 5. Pelaku dengan membabi buta menikamnya dengan pisau hingga tersungkur.

Dinar mendapati luka tusukan paling banyak, yakni tujuh luka tusuk.

Pelaku terus menusukkan pisau dapur karena melihat tubuh Dinar masih bergerak.

Pukul 03.00 WIB, seusai membunuh empat orang ini, pelaku menuju kamar mandi mencuci baju dan pisau dapur.

Setelah itu pelaku menuju dapur untuk mengambil air minum.

Pelaku selanjutnya mencari STNK, BPKB, KTP milik korban dan kunci mobil di rumah tersebut. Pelaku berniat membawa mobil Toyota Avanza warna putih milik korban.

Namun niat korban terhenti saat di garasi melihat sepeda motor Megapro milik korban. Pelaku membawa sepeda motor milik korban sekitar pukul 03.30 WIB.

Saat keluar, korban mengunci pintu rumah. Selain membawa pisau, pelaku membawa baju yang digunakan saat eksekusi dan sudah dibersihkan dan dompet.

Dengan menggunakan sepeda motor Megapro milik korban, pelaku menuju sungai di daerah Banyudono dan membuang barang bukti tersebut.

Seusai itu pelaku menitipkan sepeda motor di salah satu penitipan di Kartasura. Pelaku lantas memesan ojek online menuju rumah korban untuk mengambil satu unit mobil Toyota Avanza warna putih.

Pukul 05.00 WIB, pelaku tiba di rumah korban dan membawa mobil tersebut untuk dijual. Mobil ini sempat dibawa ke rumah pelaku dan diketahui istri dan anak pelaku.

Setelah itu pelaku menjual mobil tersebut seharga Rp 82 juta.

Load More