Saya ingin tunjukkan grafiknya, di sini boleh kita perhatikan, ini adalah jumlah orang yang dirawat di tempat isolasi kita, dari gambar ini kita saya ingin berilustrasi ketika kasusnya mulai muncul di awal Maret, angka mulai bergerak tambah.
Pada tanggal 16 Maret kita melakukan penutupan sekolah, penutupan perkantoran, penutupan kegiatan umum, tempat-tempat umum dalam waktu dua minggu kemudian jumlah kasus yang harus dirawat mengalami perlambatan, asalnya meningkat lalu dia mulai rata. Sampai dengan Juni kita mulai pembatasan, lalu PSBB mulai 10 April.
Apa yang terjadi? Di sini mulai terjadi pelandaian, kita landai di sini, kemudian kita memasuki masa transisi dan apa yang terjadi? Secara bertahap terutama di bulan Agustus kita mulai menyaksikan peningkatan jumlah kasus, ini presentase dari tempat tidur isolasi yang digunakan naik. Ini ambang batasnya, 4.053, bila situasi ini berjalan terus tidak ada pengereman, maka dari data yang kita miliki bisa dibuat proyeksi tanggal 17 September tempat tidur isolasi yang kita miliki akan penuh, dan sesudah itu tidak mampu menampung pasien covid lagi, dan ini waktu yang tinggal sebentar.
Kami di Pemprov DKI setiap waktu terus menambah rumah sakit swasta yang bisa terlibat untuk menaikkan kapasitas, kita insya Allah akan meningkatkan lagi 20 persen. Sehingga menjadi 4.807.
Baca Juga: Jakarta PSBB Total, Semua Tempat Hiburan Ditutup Kembali
Tapi saya harus garis bawahi menaikkan tempat tidur menaikkan jumlahnya itu bukan sekedar menyediakan tempat tidurnya, tapi memastikan ada dokternya, memastikan ada perawatnya, memastikan ada alat pengamannya, memastikan ada obat-obatannya, memastikan ada seluruh alat pendukungnya.
Jadi, menaikkan kapasitas menjadi 4.800-an itu, bila tidak disertai dengan pembatasan penularan secara ketat seperti sekarang ini, maka tempat tidur itu pun akan penuh di pekan ke dua Oktober.
Jadi saya ingin menggaris bawahi di sini, bila kita naikkan 20 persen jadi 4.807, ini tercapai insya Allah tanggal 6 Oktober. Naik terus trennya kita akan ketemu masalah baru, karena itu, ya jangka pendek kita akan terus meningkatkan kapasitas. Tapi, juka tidak ada pembatasan ketat, maka ini hanya sekedar mengulur waktu, dalam kurang dari 1 bulan rumah sakit akan kembali penuh
Ini untuk tempat tidur isolasi di rumah sakit kasus sedang, yang berat membutuhkan ICU. Ini saya ingin tunjukkan data ICU kita, situasinya tidak lebih baik. Di sini, kalau kita perhatikan kapasitas ICU kita ada 528 tempat tidur bila kenaikan yang berjalan terus sejak Agustus sampai Septemebr ini selama bulan Agustus meningkat drastis trennya akan naik terus, maka 15 September akan penuh. Kita coba tingkatkan 20 persen jadi 636 dan itu pun nanti akan mulai penuh di sekitar tanggal 25 September.
Jadi, meskipun kita mendorong peningkatan kapasitan rumah sakit kita, tapi jumlah kasus aktif di Jakarta pertambahannya lebih cepat dariupada pertambahan kapasitas tampung untuk pelayanan rumah sakit, baik tempat tidur maupun ICU.
Baca Juga: PSBB Total Akan Kembali Diterapkan, Makanan Restoran Hanya Boleh Dibungkus
Jadi, dari tiga data ini, angka kematian, keterpakaian tempat tidur isolasi, keterpakaian ICU khusus Covid, menunjukkan bahwa situasi wabah di Jakarta ada dalam kondisi darurat.
Presiden dua hari yang lalu menyatakan dengan tegas kepada kita semua, bahwa jangan restart ekonomi sebelum kesehatan terkendali. Beliau jelas meletakkan kesehatan sebagai prioritas utama. Maka dengan melihat kedaruratan ini, maka tidak ada banyak pilihan bagi Jakarta kecuali untuk menarik rem darurat sesegera mungkin.
Dalam Rapat Gugus tugas percepatan pengendalian Covid-19 di Jakarta tadi sore, disimpulkan bahwa kita akan menarik rem darurat, yang itu artinya kita terpaksa kembali menerapakn pembatasan sosial berskala besar seperti pada masa awal pandemi dulu.
Bukan lagi PSBB transisi tapi kita harus melakukan PSBB sebagaimana masa awal dulu dan inilah rem darurat yang harus kita tarik sebagaimana tadi kita lihat begitu dilakukan pembatasan maka jumlah kasus menurun sehingga kita bisa menyeleamatkan saudara-saudara kita.
Sekali lagi ini soal menyelamatkan warga Jakarta, bila ini dibiarkan maka, rumah sakit tidak akan sanggup menampung dan efeknya kematian akan tinggi terjadi di Jakarta.
Nah, kita semua dalam pertemuan tadi bersepakat untuk tarik rem darurat dan kita akan menerapkan seperti arahan bapak Presiden di awal wabah dahulu, yaitu bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan usahakan beribadah dari rumah.
Berita Terkait
-
Novel Baswedan Sembuh dari Covid-19, Ini Rahasianya...
-
Anies Kembali Berlakukan WFH di Perkantoran Jakarta, Ini Respons KPK
-
Soal Pemain Terpapar COVID-19 di Tengah Kompetisi, PSSI Belum Punya Solusi
-
Jakarta PSBB Total, Semua Tempat Hiburan Ditutup Kembali
-
Kampus Kembali Buka, Kematian karena Covid-19 AS Melonjak Hampir 190.000
Terpopuler
- 6 Pilihan HP Samsung Murah Harga Rp1 Jutaan: RAM 6 GB, Performa Terbaik
- Keluarkan Rp7 Juta untuk Tebus Ijazah Eks Satpam, Wamenaker Noel: Perusahaan Membangkang Negara
- 8 Rekomendasi HP Harga Rp1 Jutaan Spesifikasi Tinggi: Layar AMOLED, Kamera 50 MP!
- 5 Mobil Keluarga Terbaik yang Kuat Tanjakan, Segini Beda Harga Bekas vs Baru
- 6 Mobil Matic Bekas di Bawah Rp 40 Juta: Cocok untuk Pemula dan Ramah di Kantong
Pilihan
-
Daftar Rekomendasi Mobil Bekas Favorit Keluarga, Kabin Lapang Harga di Bawah Rp80 Juta
-
6 Mobil Bekas Kabin Luas Bukan Toyota, Harga di Bawah Rp80 Juta Pas Buat Keluarga!
-
3 Mobil Toyota Bekas di Bawah Rp80 Juta: Kabin Lapang, Hemat Bensin dan Perawatan
-
Catatan Liputan Suara.com di Jepang: Keajaiban Tas, Uang dan Paspor Hilang Kembali ke Pemilik
-
Proyek Rp1,2 Triliun Kerap Bermasalah, Sri Mulyani Mendadak Minta Segera Diperbaiki
Terkini
-
Raih DANA Kaget Hari Ini, Cuma Klik Link di Sini Langsung Dapat Saldo Gratis
-
Iran Ancam Serang Israel Lebih Besar! Perang Dunia III di Depan Mata?
-
Klaim 5 Saldo DANA Kaget Ratusan Ribu Hari Minggu, Ngopi Seru Tanpa Kantong Jebol!
-
Klaim Link DANA Kaget Hari Ini 14 Juni 2025, Bekal Weekend Aman
-
Segera Klaim 15 Kode Redeem FF Hari Ini, Raih Skin dan Item Langka Gratis