Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Rabu, 16 September 2020 | 11:38 WIB
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memberikan penjelasan tentang buku barunya di Gedung Tempo, Palmerah, Jakarta, Senin (17/2). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

"Makanya nanti saya mau rapat penting soal kilang. Berapa investor yang sudah nawarin mau kerja sama kalian diemin? Terus sudah ditawarin kenapa ditolak? Terus kenapa kerja seperti ini? Saya lagi mau audit,” ujar Ahok.

Ahok membeberkan jika jabatannya di Pertamina juga seringkali dipermasalahkan. Alasannya, karena keberadaannya mengganggu keharmonisan dalam perusahaan.

"Cuma saya emosi juga kemarin. Mereka lagi mancing saya emosi....laporin Presiden apa? Ahok mengganggu keharmonisan," kata dia lagi.

Mantan Bupati Belitung Timur ini menyebut banyak praktik tata kelola Pertamina yang menurutnya sangat tidak efisien.

Baca Juga: Sebut Ahok Kebanyakan Bacot, Andre Rosiade Beberkan Info Soal Pertamina

Contohnya sistem gaji di Pertamina yang menurutnya tidak masuk akal dalam pengelolaan perusahaan.

Dia menemukan, seorang pejabat Pertamina masih menerima gaji besar meskipun jelas-jelas sudah dicopot dari jabatannya.

"Tapi, masa (jabatan) dicopot gaji masih sama. Alasannya karena orang lama. Ya harusnya gaji mengikuti jabatan Anda kan. Mereka bikin gaji pokok gede semua. Jadi bayangin gaji sekian tahun gaji pokok bisa Rp 75 juta," tuturnya.

"Dicopot, gak ada kerjaan pun dibayar segitu. Gila aja nih," tukas Ahok.

Contoh lain, kata Ahok, jabatan direksi maupun komisaris Pertamina sangat kental dengan lobi-lobi politis dan bagi-bagi jabatan.

Baca Juga: Ganas, Pakar Tanggapi Usulan Anak Buah Prabowo Agar Jokowi Pecat Ahok

"Dia ganti direktur pun bisa tanpa kasih tahu saya, saya sempat marah-marah juga. Jadi direksi-direksi semua mainnya lobinya ke menteri karena yang menentukan menteri. Komisaris pun rata-rata titipan kementerian-kementerian," kata Ahok.

Load More