Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Selasa, 06 Oktober 2020 | 19:01 WIB
Bupati Bogor Ade Yasin (Antara)

SuaraJakarta.id - Bupati Bogor Ade Yasin mengaku kesal dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor lantaran menumpuknya 1.000 spesimen hasil tes usap di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda).

"Akhir September masih ada 1.000 spesimen belum dilakukan uji laboratorium karena menunggu antrean," ungkapnya di Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (6/10/2020).

Berdasarkan laporan yang ia terima, Dinkes Kabupaten Bogor mampu melakukan 300 kali sampai 400 kali per hari melakukan pengambilan spesimen melalui tes usap.

Tapi, kemampuan pengujiannya menggunakan alat Polymerase Chain Reaction (PCR) baru 200 spesimen per hari.

Baca Juga: Dorong Masyarakat Tes Mandiri, Pemerintah Wajib Tetapkan Standar Swab Test

Menurut Bupati Bogor Ade Yasin, hingga kini Dinkes Kabupaten Bogor tercatat baru melakukan tes PCR terhadap 21.986 spesimen selama pandemi.

Angka tersebut masih jauh dari yang ditargetkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yakni 1 persen dari jumlah penduduk atau 60 ribu tes PCR.

"Dinkes agar menjelaskan berapa ketersediaan PCR sekarang dan segera mengaktifkan Labkesda," kata Ade Yasin.

Bupati Bogor Ade Yasin. (Antara)

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Bogor, Dedi Syarif menyebutkan bahwa Pemkab Bogor memiliki enam unit alat PCR, tapi empat di antaranya belum bisa digunakan.

"Baru (alat PCR) RSUD Cibinong dan Ciawi yang sudah terintegrasi atau teregister dengan Litbangkes Pusat," ungkapnya.

Baca Juga: 36 Kecamatan di Kabupaten Bogor Masuk Zona Merah Covid-19

Alat PCR tersebut tersebar di masing-masing rumah sakit umum daerah (RSUD) Kabupaten Bogor, yakni di Ciawi, Cibinong, Cileungsi, dan Leuwiliang sudah memiliki alat PCR.

Kemudian, dua unit lainnya ada di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), merupakan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Mobile Lab Biosafety Level (BSL) 2.

Labkesda Kabupaten Bogor tempat menympan spesimen hasil tes usap sebelum dites PCR. (ANTARA/M Fikri Setiawan)

Empat alat PCR yang belum mampu difungsikan ini menjadi persoalan lambatnya proses uji spesimen hasil tes usap masyarakat di Kabupaten Bogor.

Ia mengaku kewalahan banyaknya spesimen hasil tes usap yang masuk lantaran kurva jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 per harinya meningkat tajam sejak bulan September 2020. [Antara]

Load More