Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Jum'at, 09 Oktober 2020 | 17:55 WIB
Ratusan mahasiswa dari kelompok Cipayung Bogor Raya melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Bogor, Kamis (8/10/2020). [Suara.com/Andi Ahmad Sulaendi]

SuaraJakarta.id - Adanya kerumunan massa saat aksi demonstrasi mahasiswa tolak UU Cipta Kerja di depan gerbang Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (8/10/2020), menjadi perhatian Pemerintah Kota Bogor.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno mengatakan, saat ini pihaknya sedang membahas dengan Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 terkait adanya kerumunan pada aksi demonstrasi mahasiswa kemarin.

"Kita sedang bahas mengenai adanya kerumunan di demo mahasiswa kemarin, dengan ketua gugus tugas dan ibu sekda," katanya kepada wartawan ketika ditemui di Balai Kota Bogor, Jumat (9/10/2020).

Saat ini Dinas Kesehatan Kota Bogor mengkhawatirkan adanya klaster demo terkait penolakan UU Cipta Kerja di depan Istana Bogor kemarin.

Baca Juga: Soal Tudingan Massa Demo Tolak Omnibus Law Ditunggangi, Adian: Terlalu Dini

"Saya juga khawatir melihat kerumunan itu, tadi kita bahas juga antisipasi adanya klaster demo. Takutnya seperti di Jakarta ada yang sampai positif Covid-19," ucapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno. [Suara.com/Andi Ahmad Sulaendi]

Di Kota Bogor sendiri, kata Retno, pendemo tidak ada yang ditangkap seperti di daerah-daerah lainnya.

"Karena kalau kita kan tidak nangkap. Kalau di kota-kota lain kan di tangkap terus di tes rapid dan ada yang reaktif," imbuhnya.

Ditanya apakah akan ada rencana untuk mendatangi kampus-kamus Bogor dalam pengecekan rapid tes kepada pendemo, Retno menjawab hal itu masih dalam pembahasan dan ada kemungkinan.

"Kita masih bahas salah satu alternatif kita kalau sudah di bahas akan ada ke kampus-kampus, beberapa agenda untuk antisipasi terjadi klaster pendemo," kata Retno.

Baca Juga: Bentrok di Depan Istana Bogor, Mahasiswa: Kita Berjuang untuk Orang Tua

Terkait persediaan alat tes swab dan rapid di Kota Bogor, Retno menegaskan bahwa saat ini masih mencukupi.

"Persediaan swab kita masih cukup, dan kalau sudah menipis kita akan gunakan dana BTT (Bantuan Tak Terduga)," jelasnya.

Aparat gabungan TNI-Polri bersiaga mengawal aksi unjuk rasa penolakan UU Cipta Kerja di depan Istana Bogor, Kamis (8/10/2020). [Suara.com/Andi Ahmad Sulaendi]

Namun, saat ini Dinas Kesehatan Kota Bogor sedang fokus kepada pengecekan pasien yang kontak erat langsung.

"Kita saat ini prioritaskan kontak erat dan suspek dulu yang di swab, dan saat ini juga sudah berjalan," tukasnya.

Sebelumnya, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Cipayung Bogor Raya, melakukan aksi demonstrasi di depan gerbang Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (8/10/2020).

Bentrokan di depan Istana Bogor (Suara.com/Andi)

Aksi unjuk rasa itu merupakan bentuk penolakan atas pengesahan UU Cipta Kerja oleh DPR RI pada Senin (5/10/2020) lalu.

Pantauan Jakarta.Suara.Com di lokasi aksi kemarin, terlihat ratusan massa berdesakan (berkerumun) saat menyuarakan aspirasinya. Bahkan sempat terjadi kericuhan antara pendemo dan aparat keamanan TNI-Polri.

Kontributor : Andi Ahmad Sulaendi

Load More