Scroll untuk membaca artikel
Bimo Aria Fundrika
Minggu, 01 November 2020 | 18:54 WIB
Pedagang asongan di GT Ciawi Bogor, Jawa Barat, Minggu (1/11/2020). (Suara.com/Andi Ahmad Sulaendi).

SuaraJakarta.id - Libur panjang pada 28 Oktober sampai 1 November 2020 ternyata tidak berdampak signifikan pada pendapatan sejumlah pedagang asongan di pintu keluar gerbang tol (GT) Ciawi, arah Puncak Bogor Jawa Barat. 

Kondisi itu seperti dirasakan salah seorang pedagang bakso, Karta (65). Ia mengatakan, selama libur panjang kali ini penjualan di pintu keluar GT Ciawi mengalami penurunan yang cukup drastis.

Padahal, kondisi volume kendaraan  menuju Puncak Bogor selama liburan kali ini terpantau cukup padat. Namun, hal itu nampaknya berbanding terbalik dengan pendapatan pedagang asongan tersebut.

Ia menceritakan, pada hari libur terakhir kali ini ia baru berjualan bakso sebanyak tiga mangkok dari mulai pukul 12.00 WIB - 17.00 WIB.

Baca Juga: Usai Liburan, Ini Ketersediaan Stok Obat, Ruang ICU, dan Reagen Covid-19

"Turun drastis pokoknya, dari tadi jam 12.00 WIB sampai saat ini (Pukul 17.00 WIB) saya baru mangkal di sini (Pinggir jalan tol Ciawi), baru jualan tiga mangkok saja," katanya kepada SuaraJakarta.id, saat ditemui di lokasi jualannya, Minggu (1/11/2020).

Menurutnya, penjualan menurun itu ia rasakan semenjak awal virus Corona masuk ke Indonesia pada awal Maret sampai saat ini (1 November 2020).

"Pokoknya selama pandemi Covid-19 ini saja sampai sekarang, selama liburan ini turun terus, ya mau gimana lagi namanya juga jualan pasti ada naik dan turunnya. Tapi sekarang kerasa banget turun terus," imbuhnya.

Jika dihitung kata Karta, selama libur panjang kali ini hanya ada sebanyak 50 mangkok bakso yang telah terjual. Jika ditotalkan ia baru mendapatkan penghasilan Rp200 ribu dari 28 Oktober-1 November 2020 ini.

"Kalau dihitung mah ada 50 mangkok yang terjual, satu mangkok kan Rp10 ribu, jadi kalau ditotalkan baru dapet Rp200 ribu selama libur kali ini," ucap pria yang merupakan warga Kampung Sawah, Desa Pandan Sari, Ciawi Bogor itu.

Baca Juga: Usai Libur Panjang, Perusahaan Diminta Isolasi Mandiri Karyawannya

Ia mengaku, sudah berjualan di pintu keluar gerbang tol (GT) Ciawi, arah Puncak Bogor selama 20 tahun lamanya.

"Saya sudah jualan 20 tahun jadi tukang bakso, kalau hari biasa Senin sampai Jumat itu jualan keliling, kalau Sabtu, Minggu dan libur panjang saya jualan di sini," akunya.

Ia menjelaskan, sebelum pandemi Covid-19 selama libur panjang sebelumnya, dagangannya selalu habis dalam jangka waktu dua sampai tiga jam lamanya.

"Kalau sebelum pandemi, jualan saya selalu habis kalau liburan seperti ini. Bisa sampai 100 mangkok saya jualan. Itu paling satu jam habis, paling lama dua sampai tiga jam langsung habis," jelasnya.

Hal yang serupa juga dialami seorang penjual kopi asongan yakni Iim Maisaroh (46). Ia mengaku, selama libur panjang kali ini penjualan kopi sangat minim.

"Sepi pokoknya, hari ini cuma ada lima orang yang beli kopi saya, biasanya abis. Ini udah keliling tiga jam baru terjual lima kopi saja," akunya.

Menurut IIm, jika dibandingkan saat jualan libur panjang kali ini, paling banyak dagangannya terjual itu di Kamis (29/10/2020).

"Kalau pas Kamis itu mendingan, ada 10 lah yang kejual. Pas Rabu itu cuma tiga doang, yang sedikit itu ya pas Jumat cuma satu doang," jelasnya.

Ia mengaku, berjualan kopi keliling itu hanya di hari libur saja, untuk hari normal dari mulai Senin-Jumat keseharian Iim sebagai petani di sawah.

"Saya jualan bantu penghasilan suami, soalnya suami saya juru parkir di kawasan Puncak. Hanya libur saja sih kalau jualan mah, bantu penghasilan lah untuk biaya anak jajan sehari-hari," tutupnya.

Sementara itu salah seorang wisatawan asal Bandung, Jannah (27) mengatakan, ia tidak berani membeli makanan atau minuman di lokasi keramaian (Pintu keluar gerbang tol (GT) Ciawi, arah Puncak Bogor), dengan alasan pandemi Covid-19.

"Saya abis liburan di Kota Bogor, ini mau pulang ke Bandung lewat Puncak Bogor. Saya nggak berani beli minuman atau makanan asongan, soalnya masih trauma (virus corona),"  singkatnya.

Kontributor : Andi Ahmad Sulaendi

Load More