Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Senin, 02 November 2020 | 08:57 WIB
Gus Nur (dok pribadi)

“Nah setelah Abah wafat, saya buang semua ilmu debus, saya mulai menekuni agama. Cuma satu yang saya tidak bisa buang, (ilmu) dikubur hidup-hidup. Diseret mobil, kebal mercon, disetrika, apalah itu bisa saya buang. Tinggal satu yang nggak bisa, ilmu dikubur (hidup-hidup),” jelasnya.

3. Tak Semua Santri Kuasai Ilmu Hidup

Gus Nur ditangkap di rumahnya (@MurtadhaOne1)

Gus Nur menilik dalam sejumlah kasus, ada banyak orang yang menghabiskan ilmu di pesantren, hafal ratusan kitab, namun tidak bermanfaat bagi kehidupan.

“Hidup ini relatif. Banyak orang dari kecil mondok, hafal ratusan kitab, tapi dia tidak menguasai ilmu kehidupan. Contoh begitu dapat tanah, dapat pesantren, nggak berkembang kan itu," kata Gus Nur

Baca Juga: Gus Nur Bangun Pesantren, Punya 300 Santri: Kiai Belum Tentu Bisa

4. Diberikan Skill oleh Allah

Gus Nur ditangkap di rumahnya (@MurtadhaOne1)

Gus Nur mengaku tidak pernah belajar agama di pesantren atau juga mengenyam pendidikan agama secara resmi.

Tapi Gus Nur mengaku langsung dikasih oleh Allah kemampuan ceramah dan menghasilkan uang.

“Saya enggak pernah mondok, tapi saya dikasih Allah skill pintar cari uang. Makanya saya bisa bangun pesantren 3 lantai, 300 santri gratis semua, saya tanggung semua biayanya, ustaz-ustaznya juga itu. Ini belum tentu kiai yang mondok puluhan tahun tuh belum bisa, hidup itu kan begitu melihatnya,” kata Gus Nur.

5. Punya 300 Santri dan Gaji Kiai

Baca Juga: Gus Nur soal Ilmu Agama: Saya Dikasih Allah Skill Cari Uang

Gus Nur (dok pribadi)

Gus Nur menceritakan capaian hidupnya selama menjadi 'ustaz' meski tidak pernah mengenyam pendidikan agama formal. Bahkan Gus Nur tidak pernah masuk pesantren.

Tapi Gus Nur mengaku langsung dikasih oleh Allah kemampuan ceramah dan menghasilkan uang.

“Saya enggak pernah mondok, tapi saya dikasih Allah skill pintar cari uang. Makanya saya bisa bangun pesantren 3 lantai, 300 santri gratis semua, saya tanggung semua biayanya, ustaz-ustaznya juga itu. Ini belum tentu kiai yang mondok puluhan tahun tuh belum bisa, hidup itu kan begitu melihatnya,” kata Gus Nur.

Load More