SuaraJakarta.id - Kasus pembunuhan yang menimpa Siti Fauziah delapan tahun silam akhirnya terkuak. Detik-detik perempuan 35 tahun itu diketahui meninggal dunia pada adegan ke-10 rekontruksi yang berlangsung di Polrestabes Palembang pada Selasa (3/10/2020).
Pada rekonstruksi itu terkuak, Siti mengaku tidak mampu membayar utang karena tidak punya uang.
Unit Pidana Umum (Pidum) Satreskrim Polrestabes Palembang menggelar rekontruksi sebanyak 18 adegan kasus pembunuhan yang terjadi di kosan korban, Jalan Wirajaya II, Kelurahan Siring Agung, Kecamatan IB I pada 12 Maret 2012 silam.
Delapan tahun berlalu, sang pelaku pembunuhan, Sabil (34) baru bisa tertangkap di rumahnya di Jalan Masjid Sukamulia, Kelurahan Talang Betutu, Kecamatan Sukarami, Palembang pada Senin (21/9/2020) malam.
Pada adegan ke-1, pelaku datang masuk ke rumah pelaku. Hingga adegan ke-6, korban dan pelaku sempat membicarakan soal utang yang belum dibayarkan korban.
Pelaku yang ditugaskan menagih utang ternyata memiliki senjata api tersulut emosi hingga menggunakannya. Pada adegan ke-10 pelaku meletuskan senjata api tepat ke kepala korban.
Saat ditemui, kakak korban Alfian yang merupakan warga Pakjo Palembang mengatakan, dia tidak mengetahui jika adiknya memiliki utang. Ia menyebut adiknya saat meninggal tengah berada di kosan.
"Saya minta pelaku dihukum setimpal. Saya juga tidak tahu utang apa," katanya.
Sementara itu, Kabbag Humas Polrestabes Palembang, AKP Irene mengatakan, bahwa rekonstruksi yang digelar diikuti oleh pelaku dan kakak korban.
Baca Juga: Bunuh Anak karena Dicurigai Kena Corona, Ayah di Kudus Jadi Tersangka
"Hari ini anggota Pidum kita menggelar rekonstruksi sebanyak 20 adegan untuk mengetahui kronologi kejadian sebenarnya," ujarnya.
Selain itu, rekonstruksi tersebut digelar untuk melengkapi berkas ke kejaksaan dan pengadilan.
"Rekontruksi yang digelar anggota kita ini sebagai pelengkap berkas ke pengadilan di mana satu pelaku masih buron berinisial MK," katanya.
Dari hasil pemeriksaan, diketahui pelaku menagih utang kepada korban sebesar Rp 8 juta.
Namun korban tidak punya uang untuk membayar sehingga pelaku emosi dan menggeluarkan pistol dengan mengarahkan ke kening korban hingga akhirnya korban tewas di tempat usai ditembak.
"Setelah itu tersangka langsung melarikan diri dan anggota Pidum kita berhasil menangkap pelaku setelah menjadi buronan selama delapan tahun di kediamannya lantaran anggota kita mendapatkan informasi kalau tersangka pulang ke Palembang. Sedangkan senpi sendiri juga masih kita cari," ujarnya menambahkan.
Berita Terkait
-
Bunuh Anak karena Dicurigai Kena Corona, Ayah di Kudus Jadi Tersangka
-
Emosi, Debt Collector Tembak Kepala Perempuan saat Tagih Utang Rp 8 Juta
-
Sadis, Kepala Siti Ditembak Debt Colletor Karena Tak Mampu Bayar Utang
-
Jasad Bocah di Bekas Galian Tambang Penuh Luka, Anak Pejabat Desa di Gresik
-
Disebut Halangi Akses Masuk ke Intan Jaya, TNI: Kami Tak Melarang, Silakan
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Jadi Dirtipideksus Bareskrim Polri, Ini Prestasi Mentereng Kombes Ade Safri Simanjuntak
-
Revisi UU ITE Ancam Ekonomi Digital? Praktisi Ungkap Dampak Biaya dan Inovasi
-
Menu Ikan Hiu di Makan Bergizi Gratis Bikin Heboh, BGN Akhirnya Buka Suara!
-
PSSI Lobi Tambahan Kuota Tiket untuk Suporter di Arab Saudi
-
Sekolah dan Keluarga Bersatu: Bukti Pendidikan Terbaik Terjadi di Luar Kelas