Scroll untuk membaca artikel
Iwan Supriyatna | Mohammad Fadil Djailani
Selasa, 24 November 2020 | 17:00 WIB
Ilustrasi pengangguran. (pixabay/kalhh)

SuaraJakarta.id - Belum usainya pandemi virus corona atau Covid-19 disebut menjadi salah satu penyebab terus meningkatnya angka pengangguran di Indonesia.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, dari hitung-hitungan yang ia miliki, bahwa tahun depan jumlah angka pengangguran bakal mencapai 3,6 juta jiwa.

Hal ini sejalan dengan maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat sudah tak tahan melawan pandemi.

"Kita prediksi tahun depan angka pengangguran akan bertambah menjadi 3,6 juta jiwa menjadi 10,4 juta jiwa pada 2021," kata Tauhid, ditulis Selasa (24/11/2020).

Baca Juga: Pengangguran di Indonesia Kini Jadi 9,77 Juta Orang

Dengan begitu kata dia, persentase jumlah pengangguran akan meningkat 7,8 persen dari posisi saat ini sebesar 7,07 persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2020 sebesar 7,07 persen, meningkat 1,84 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2019.

Sementara itu untuk tingkat kemiskinan Indonesia pada 2021 diperkirakan juga akan meningkat tajam, dimana tingkat kemiskinan akan bertambah sekitar 10,5 persen di 2021.

"Masyarakat miskin diproyeksi bertambah sekitar 1 juta jiwa, sehingga total masyarakat miskin diperkirakan mencapai 28,37 juta jiwa," ucapnya.

Adanya penambahan penganguran dan kemiskinan ini kata Tauhid menjadi peringatan buat Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) karena trennya terus bertambah.

Baca Juga: Tekan Pengangguran, Ben-Pilar Bangun Balai Latihan Kerja di Tiap Kecamatan

"Meskipun ada beberapa program seperti Kartu PraKerja, ternyata tidak cukup mampu menahan laju pengangguran kita," pungkasnya.

Load More