Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 03 Desember 2020 | 07:05 WIB
Mayat dalam koper Afriyani (Suara.com/Tion)

Umiyati pun masih ingat komunikasi terakhir ia dengan putrinya terjadi pada Juli 2020. Afryani sempat bercerita kepadanya bahwa dia mendapat majikan yang ramah dan menerimanya selama bekerja sebagai ART di Arab Saudi.

“Terakhir itu saat lebaran haji bulan Juli, adik saya dapat telepon dari Afriyani. Saya ngobrol lumayan lama dari nanya kabar sampai kegiatan dia di sana,” katanya.

“Yang saya ingat, anak saya cerita kerja di Arab enak. Majikannya baik hati, terus cerita juga rumah majikannya besar dengan tiga tingkat. Disitu saya bersyukur kondisi anak saya baik-baik saja,” ujarnya.

Sejak saat itu, Umiyati mengaku tidak pernah berkomunikasi lagi dengan Afriyani. Hingga Senin (30/11/2020), hatinya seketika hancur mendapat kabar bahwa putri bungsunya tersebut ditemukan meninggal dunia di Arab Saudi dengan kondisi mengenaskan.

Baca Juga: Kemenlu: Tak Ada Tanda Kekerasan di Mayat Perempuan Dalam Koper di Arab

“Makanya, dengar kabar kalau anak saya meninggal dimasukkan ke dalam koper sama temannya, itu saya enggak percaya. Dia tuh orangnya baik banget sama temannya, pas dikasih tahu juga batin saya masih enggak percaya, saya masih denger suara anak saya,” tuturnya sembari mengusap air mata.

Sebelumnya diketahui, jasad seorang wanita muda ditemukan terbungkus dalam sebuah koper besar di Kota Suci Mekah, Arab Saudi, tepatnya di dekat jalan lingkar keempat pada Minggu 29 November 2020.

Jasad tersebut pertama kali ditemukan di dalam sebuah koper besar oleh seorang warga yang sedang berjalan-jalan di sekitar tempat kejadian. Mayat beserta kopernya ditemukan tertinggal di pinggir jalan.

Dugaan awal, korban diketahui meninggal dunia karena mengalami sakit. Otoritas setempat kemudian langsung melakukan investigasi untuk mengusut temuan mayat di dalam koper tersebut.

Baca Juga: Mayat Afriyani Dibuang di Koper karena Teman Bingung Urus Jenazah di Mekkah

Load More