Terancam Diusir
Kini Azmir dan keluarga bingung harus ke mana mencari penghasilan. Padahal dari tangan Azmir banyak menelurkan karya-karya besar.
Sebut saja seperti Patung Jenderal Soedirman dan patung knalpot di Purbalingga. Kemudian ada Patung Pesut Mahakam di Samarinda, Patung Kapten Pierre Tendean di Museum Satria Mandala, patung monumen maskot Provinsi DKI Jakarta Elang Bondol dan masih banyak lainnya.
Kendati begitu, Azmir masih belum diakui oleh pemerintah. Hal itu tercermin dari sulitnya direalisasikan bantuan dari pemerintah. Ia dan keluarga sempat mengajukan juga bantuan dengan mendatangi Kementerian Koordinator PMK pada pertengahan 2019 silam.
Di sana Azmir sempat direspon positif, pihak Kemenko PMK memberikan rekomendasi untuk sang maestro melakukan audiensi dengan Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan perihal permohonan bantuan.
"Dirjen Kebudayaan enggak menanggapi, suratnya tuh berputar ke mana-mana. Akhirnya setiap hari Jumat anak saya ke sana (Kemendikbud) tapi di sana dibilang belum ada tanggapan atau solusinya," tuturnya.
Hingga kini Azmir dan keluarga masih terus berusaha mencoba mencari titik temu dengan pihak Kemendikbud. Ditambah lagi kekinian situasi pandemi Covid-19 melanda Indonesia membuat keadaan Azmir semakin sulit.
Rumah yang ia tempati terpaksa uang sewanya per bulan Rp 5 juta tak bisa terbayarkan.
"Kami dikasih waktu sampai 12 Desember ini. Kami biasa dicicil per bulan Rp 5 juta bisa kami bayar. Tapi kali ini benar-benar sulit. Kami sudah minta sama pemilik rumah paling tidak sampai Januari tapi tidak dikasih," tuturnya seraya memelas.
Baca Juga: Wujudkan Patung Didi Kempot, Seniman Bantul Ini Sampaikan Pesan Menyentuh
Garapan terbaru yang sedang ia kerjakan adalah maket patung realis penyanyi campur sari legendaris mendiang Didi Kempot.
Rencananya patung yang sudah diajukannya itu kepada Pemkot Surakarta akan dipasang di Stasiun Balapan, Solo. Tetapi masih akan dibahas oleh BAPPEDA Surakarta pada awal 2021.
Patung tersebut ia garap atas inisiatif sendiri, berawal dari kecintaan Azmir terhadap lagu-lagu Didi Kempot.
Terakhir, Azmir dan keluarga hanya bisa berharap datangnya bantuan tak terduga. Tak muluk-muluk, sang maestro lulusan ASRI Yogyakarta dan sekarang berubah menjadi ISI Yogyakarta, tersebut hanya ingin direlokasi dan diberikan hunian yang layak dari pemerintah agar bisa terus berkarya untuk negara yang ia cintai.
"Kita harapan sih kita minta rekognisi, kemitraan, apresiasi dari pemerintah. Di samping itu, kami harap pemerintah merelokasi kami. Kasih kami tempat lah, capek kami berpindah-pindah terus," tutup sang maestro.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
Terkini
-
Cara Mudah Klaim DANA Kaget Rp249 Ribu Langsung Cair, Jangan Sampai Ketinggalan
-
Mas Dhito Kembali Masukkan Fragmen Kepala Ganesha yang Hilang ke Museum
-
Transjakarta Uji Coba Fungsional Halte Bundaran Senayan Pascademo
-
Warga Gotong Royong Bersihkan Kantor Pemkab, Mas Dhito: Kita Bersama Jaga Rumah Rakyat
-
60 Orang Jadi Tersangka Serangan Polres Jakut: Ajakan di Medsos Jadi Biang Kerok