Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Selasa, 05 Januari 2021 | 17:29 WIB
Kondisi rumah Masiah, buruh cuci di Kota Tangerang, nyaris ambruk. [Ist]

SuaraJakarta.id - Nasib miris dialami Masiah (53), seorang buruh cuci di Kota Tangerang. Ia terpaksa tinggal di rumah yang nyaris ambruk.

Di rumah tersebut, Masiah tinggal bersama Joko, putranya yang memiliki keterbelakangan mental, di RT 01 RW 04 Kelurahan Batusari, Kecamatan Batuceper.

Pantauan SuaraJakarta.id—grup Suara.com—Selasa (5/1/2021), atap depan rumah Masiah sudah diperbaiki dengan material seadanya.

Meski demikian kondisi rumah buruh cuci Kota Tangerang itu terbilang masih butuh perbaikan.

Baca Juga: Keistimewaan dan Asal-Usul Kota Tangerang

Balok atap yang menopang asbes yang ditumpu bambu-bambu dalam kondisi keropos. Material kayu balok juga dipasang seadanya.

Sementara, pintu masuk rumah juga sudah keropos dengan engsel pintu bawah terlepas. Sehingga setiap dibuka, kondisi pintu nyaris roboh.

Memasuki bagian dalam, lantai rumah Masiah masih dalam keadaan hanya di semen.

Saat melihat bagian atap rumah juga langsung terlihat bambu dan balok yang menopang genteng tanpa plafon.

Kondisi rumah Masiah, buruh cuci di Kota Tangerang, setelah diperbaiki atap depannya secara mandiri saat disambangi kediamannya di RT 01 RW 04 Kelurahan Batusari, Kecamatan Batuceper, Selasa (5/1/2021). [SuaraJakarta.id/Hairul Alwan]

Kondisi rumahnya beberapa waktu lalu nyaris roboh, bagian atap depan rumah sudah miring. Dan genteng-genteng tak lagi menempel di atapnya.

Baca Juga: Pemkot Tangerang Ajukan 2,4 Juta Dosis Vaksin Covid-19

Keadaan samping rumah juga sama persis yakni dalam kondisi akan roboh.

Namun, ia berinisiatif untuk memperbaiki rumahnya sendiri tanpa bantuan dari pemerintah.

Masiah mengatakan, kondisi rumahnya yang rusak sudah terjadi sekira 5-6 tahun terakhir.

Ia yang hanya buruh cuci tidak sanggup memperbaiki rumahnya lantaran penghasilan sehari-hari hanya cukup untuk makan sehari-hari.

Masiah mengungkapkan, rumah berwarna dominan biru itu juga selalu kebanjiran sebelum ia memperbaiki mandiri atapnya.

"Kalau hujan rembes dan banjir sampai segini (mengisyaratkan dengan tangan sampai selutut)," ungkapnya.

Saat memberi keterangan, mata Masiah berkaca-kaca. Ia mengaku belum mendapat bantuan program beda rumah dari pemerintah.

"Dari dulu belum ada bantuan, belum diajukan juga (untuk bantuan program bedah rumah)," ujarnya.

Kondisi rumah Masiah, buruh cuci di Kota Tangerang, setelah diperbaiki atap depannya secara mandiri saat disambangi kediamannya di RT 01 RW 04 Kelurahan Batusari, Kecamatan Batuceper, Selasa (5/1/2021). [SuaraJakarta.id/Hairul Alwan]

Sejak ditinggal suaminya, Masiah harus memutar otak untuk menghidupi anaknya yang mengalami keterbelakangan mental.

Meski harus bekerja sebagai buruh cuci, Masiah tidak mengeluh. Ia mengaku sudah terbiasa hidup susah.

"Sudah biasa begini (hidup susah)," pungkasnya.

Kontributor : Hairul Alwan

Load More